Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Safrizal ZA menindaklanjuti lima instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian dalam mengendalikan inflasi di Negeri Serumpun Sebalai itu.
"Pak Menteri Tito memberikan lima arahan dalam mengatasi inflasi di daerah yang masih tertinggi inflasinya," kata Safrizal dalam keterangan pers diterima LKBN ANTARA Babel di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan lima instruksi Mendagri dalam mengendalikan inflasi itu di antaranya melakukan gerakan tanam, pendistribusian bantuan kepada keluarga penerima manfaat agar tepat sasaran.
Selanjutnya mengampanyekan tidak boros pangan, melakukan rekonsiliasi data, dan terakhir melakukan gerakan stabilisasi pasokan harga pangan.
"Pengendalian inflasi adalah kerja konkret bukan jargon semata. Oleh karena itu, bersama Disperindag dan Dinas UMKM akan langsung cek kondisi lapangan," katanya.
Pj Gubernur Kepulauan Babel yang juga Dirjen Bina Adwil Kemendagri menyatakan kondisi ini menjadi fokus bersama, dan dilakukan penanganan khusus dalam pengendaliannya. Harga beras masih menjadi faktor penentu melambungnya inflasi. Kemudian, disusul transportasi udara, rokok kretek filter, ikan bulat, dan rokok putih ikut menjadi faktor penyebab inflasi tinggi.
"Inflasi di Babel tertinggi se-Indonesia. Angkanya mencapai 3,8 persen secara year on year. Kami bersama pemangku kepentingan berusaha menekan angka inflasi," katanya.
Menurut dia pemantauan terhadap harga-harga bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, ikan, daging, termasuk cabai. Misalnya harga cabai rawit yang naik dari Rp90 ribu menjadi Rp95 ribu, karena pasokan berkurang.
Selain pasokan berkurang, juga dipengaruhi oleh biaya transportasi udara yang tinggi karena cabai rawit dipasok dari Jawa.
Oleh karena itu, dirinya akan merumuskan strategi menekan inflasi. Jika tidak ada perubahan signifikan berdampak turun daya beli masyarakat, sekaligus untuk mengantisipasi inflasi yang berisifatnya agregat dengan melibatkan lintas sektoral, Safrizal berharap dukungan semua pihak untuk berkolaborasi membantu pemerintah daerah mengendalikan inflasi.
"Saya mulai menganalisis komoditi penyumbang inflasi. Bantu kami untuk meningkatkan produksi cabai, mulai dari hulu ke hilir, sehingga bisa memenuhi kebutuhan daerah sendiri, dan tidak berharap dengan daerah lain. Begitu juga dengan berbagai komoditas pangan untuk mengantisipasi lonjakan harga," ujarnya.
Ia berharap dukungan berbagai pihak dalam mendorong peran UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Bumi Serumpun Sebalai.
"Kita semua mengetahui bahwa sektor UMKM saat ini menjadi soko guru perekonomian nasional yang sangat penting, yang tangguh menghadapi krisis, sehingga kita berharap dukungan Kadin Babel untuk memberikan support sektor tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Pak Menteri Tito memberikan lima arahan dalam mengatasi inflasi di daerah yang masih tertinggi inflasinya," kata Safrizal dalam keterangan pers diterima LKBN ANTARA Babel di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan lima instruksi Mendagri dalam mengendalikan inflasi itu di antaranya melakukan gerakan tanam, pendistribusian bantuan kepada keluarga penerima manfaat agar tepat sasaran.
Selanjutnya mengampanyekan tidak boros pangan, melakukan rekonsiliasi data, dan terakhir melakukan gerakan stabilisasi pasokan harga pangan.
"Pengendalian inflasi adalah kerja konkret bukan jargon semata. Oleh karena itu, bersama Disperindag dan Dinas UMKM akan langsung cek kondisi lapangan," katanya.
Pj Gubernur Kepulauan Babel yang juga Dirjen Bina Adwil Kemendagri menyatakan kondisi ini menjadi fokus bersama, dan dilakukan penanganan khusus dalam pengendaliannya. Harga beras masih menjadi faktor penentu melambungnya inflasi. Kemudian, disusul transportasi udara, rokok kretek filter, ikan bulat, dan rokok putih ikut menjadi faktor penyebab inflasi tinggi.
"Inflasi di Babel tertinggi se-Indonesia. Angkanya mencapai 3,8 persen secara year on year. Kami bersama pemangku kepentingan berusaha menekan angka inflasi," katanya.
Menurut dia pemantauan terhadap harga-harga bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, ikan, daging, termasuk cabai. Misalnya harga cabai rawit yang naik dari Rp90 ribu menjadi Rp95 ribu, karena pasokan berkurang.
Selain pasokan berkurang, juga dipengaruhi oleh biaya transportasi udara yang tinggi karena cabai rawit dipasok dari Jawa.
Oleh karena itu, dirinya akan merumuskan strategi menekan inflasi. Jika tidak ada perubahan signifikan berdampak turun daya beli masyarakat, sekaligus untuk mengantisipasi inflasi yang berisifatnya agregat dengan melibatkan lintas sektoral, Safrizal berharap dukungan semua pihak untuk berkolaborasi membantu pemerintah daerah mengendalikan inflasi.
"Saya mulai menganalisis komoditi penyumbang inflasi. Bantu kami untuk meningkatkan produksi cabai, mulai dari hulu ke hilir, sehingga bisa memenuhi kebutuhan daerah sendiri, dan tidak berharap dengan daerah lain. Begitu juga dengan berbagai komoditas pangan untuk mengantisipasi lonjakan harga," ujarnya.
Ia berharap dukungan berbagai pihak dalam mendorong peran UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Bumi Serumpun Sebalai.
"Kita semua mengetahui bahwa sektor UMKM saat ini menjadi soko guru perekonomian nasional yang sangat penting, yang tangguh menghadapi krisis, sehingga kita berharap dukungan Kadin Babel untuk memberikan support sektor tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023