Pangkalpinang (Antara Babel) - Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas II Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan melakukan kajian budidaya udang vaname di kolam bekas tambang timah di daerah itu.

"Kami akan melakukan kajian ilmiah pengembangan vaname di bekas tambang ini," kata Kepala BKIPM Kelas II Pangkalpinang, Nandang Koswara di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menjelaskan ratusan lubang bekas tambang skala besar di provinsi penghasil bijih timah terbesar di Indonesia ini belum termanfaatkan untuk pengembangan sektor budidaya udang vaname, windu dan perikanan, dalam meningkatkan produksi dan kesejahteraan masyarakat.

"Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah akan melakukan kajian secara ilmiah pengembangan budidaya udang dan perikanan di kolong bekas tambang timah ini," ujarnya.

Menurut dia apabila kondisi air dan kadar tanah cocok untuk budidaya udang vaname, maka ini akan sangat membantu pemerintah daerah dalam mendorong  masyarakat mengembangkan usaha budidaya perikanan ini.

"Masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan modal besar dalam membuka tambak udang, mereka cukup memanfaatkan kolong untuk budidaya udang dan ikan air tawar," ujarnya.

Ia berharap pemerintah dan masyarakat mendorong kajian pemanfaatan kolong untuk budidaya udang ini, agar proses penelitian berjalan dengan baik," harapnya.

Kepala Seksi Usaha Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Babel, Surati mengatakan produksi udang vaname petani selama 2016 mencapai 1.700 ton atau tepatnya 1.679,58 ton, mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya 1.056,30 ton, karena tingginya minat petani.

"Diperkirakan jumlah pembudidaya dan produksi udang vaname tahun ini akan meningkat, karena banyak pembudidaya ikan dan udang windu dan putih beralih membudidayakan vaname tersebut," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017