Pangkalpinang (Antara Babel) - Hasil budi daya ikan kerapu petani di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berhasil menembus pasar empat negara yaitu Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Australia.
"Ini peluang yang baik bagi Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel untuk terus mengembangkan budi daya ikan kerapu karena dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Dr Ir Rina, MSi di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan saat ini perdagangan ikan budi daya di pasar internasional semakin membaik dan ini merupakan salah satu efek dari penegakan hukum kepada kapal-kapal pencuri ikan di perairan Indonesia.
"Kapal-kapal asing yang melakukan pencurian ikan ditenggelamkan dan ini berdampak baik terhadap produksi perikanan Indonesia. Negara-negara yang tadinya tidak memproduksi dan meminta ikan secara resmi, karena tidak bisa ilegal pada akhirnya mereka mereka meminta secara resmi dan ini artinya meningkatkan neraca pedagangan perikanan di provinsi ini," ujarnya.
Untuk itu, kata dia diharapkan pemerintah provinsi untuk mengoptimalkan usaha budi daya kerapu masyarakat dengan sistem kerambu jaring apung lepas pantai.
"Prospek pengembangan budi daya perikanan lepas pantai di provinsi ini sangat besar, karena Babel merupakan provinsi kepulauan memiliki laut yang luas," ujarnya.
Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan mengatakan akan mengeluarkan kebijakan untuk mengembangkan budidaya perikanan laut ini.
"Saat ini budi daya kerapu mulai dikembangkan di Kabupaten Belitung Timur dan Bangka Selatan. Ke depan budi daya perikanan laut ini akan dikembangkan di seluruh kabupaten/kota, karena ekspor ikan hidup yang tinggi," katanya.