Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat produksi gabah kering giling petani (GKG) terhitung Januari hingga September 2018 sebanyak 11.619 ton, sehingga dapat mengurangi ketergantungan kebutuhan beras masyarakat di daerah itu.

"Produksi GKG tertinggi terjadi pada Mei mencapai 2.721 ton dan terendah September sebanyak 329 ton," kata Kepala BPS Kepulauan Babel Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan potensi produksi padi pada Oktober sebanyak 1.921 ton, November 532 ton dan Desember 4.879 ton.

"Perkiraan total produksi padi tahun ini 18.951 ton, sehingga akan mengurangi impor beras dari luar daerah yang masih tinggi," katanya.

Menurut dia, tiga kabupaten dengan produksi padi (GKG) tertinggi terjadi di Kabupaten Bangka Selatan 11.118 ton, Bangka 2.509 ton dan Belitung Timur 2.120 ton.

"Mudah-mudahan dengan adanya peningkatan produksi petani dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga stabilitas harga beras di masyarakat,"katanya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Babel Heri mengatakan 81,5 persen beras masih mengandalkan pasokan dari Pulau Jawa dan Sumatera, karena hasil beras lokal terbatas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Oleh karena itu, untuk menekan ketergantungan beras dari luar daerah ini, Pemprov Kepulauan Babel terus berupaya meningkatkan produksi padi lokal melalui program intensifikasi budidaya tanaman padi diantaranya bantuan perluasan lahan pertanian, benih unggul, pupuk, pembangunan irigasi, pemberdayaan sumber daya manusia petani dan lainnya.

"Pada tahun ini kita menargetkan produksi gabah kering giling petani 40.000 ton, untuk mengurangi ketergantungan beras luar daerah," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018