Lebak (ANTARA) - Sejumlah petani Badui, Kabupaten Lebak, Banten, mengaku kewalahan melayani permintaan jahe merah setelah merebaknya wabah virus corona penyebab COVID-19, belakangan ini.
"Kami merasa kewalahan melayani permintaan jahe merah itu," kata Mursid (30), seorang petani Badui saat mendatangi rumah pelanggan di Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak, Rabu.
Permintaan jahe merah saat ini cenderung meningkat setelah merebaknya virus penyebaran virus corona hingga pihaknya bisa menjual ke pasaran sebanyak 30 kilogram dengan harga Rp100.000/Kg.
Apabila ia menjual jahe merah sebanyak 30 Kg, maka pendapatan yang didapatkan mencapai Rp3 juta/hari.
Padahal, katanya, harga jahe merah sebelumnya hanya sekitar Rp40.000/Kg, namun kini naik akibat adanya wabah COVID-19.
Para petani Badui juga menjual jahe merah secara online dan banyak pembelinya dari luar daerah, seperti Jakarta, Bandung hingga Surabaya.
Selain itu juga petani Badui mendatangi para pelanggan tetap yang ada di Kota Rangkasbitung dan sekitarnya yang kebanyakan pejabat dan pengusaha.
"Para pembeli itu menganggap bahwa jahe merah Badui dapat menguatkan stamina tubuh agar kuat terhadap penyakit menular, termasuk penyebaran virus corona," katanya, menjelaskan.
Santa (50), petani Badui lainnya, mengatakan dirinya pada musim panen jahe Maret 2020 ini akan mampu meraup keuntungan Rp60 juta dari lahan seluas 4.000 meter persegi karena tanamanya relatif bagus tanpa serangan hama.
Saat ini, harga jage merah ditampung tengkulak di Rangkasbitung Rp80.000 hingga Rp100.000 dan kemungkinan produksi panen selama setahun bisa menghasilkan 70 kuintal dan diprakirakan dapat menghasilkan uang sebesar Rp60 juta.
"Kami merasa terbantu ekonomi keluarga dengan panen jahe merah ini, juga harga relatif bagus dan menguntungkan," ujar Santa.
Sementara itu, Pulung (60), juga petani Badui, mengatakan saat ini produksi jahe merah cukup melimpah karena memasuki musim panen.
Petani Badui mengembangkan komoditas jahe di ladang-ladang, karena sudah menjadi tradisi adat.
"Kami panen jahe merah itu menguntungkan, terlebih saat ini hingga mencapai Rp100.000/Kg," ujarnya.