Toboali, Bangka Selatan, (ANTARA Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus berupaya mengembangkan sekolah lapangan dan laboratorium lapangan untuk para petani di daerah itu.
"Sekolah lapangan itu merupakan proses pembelajaran yang dilakukan di hamparan sawah milik petani selama satu musim tanam dengan sasaran efisiensi, memperoleh produktivitas tinggi dan berkelanjutan," ujar Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengkajian Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Bangka Selatan Mulyana di Toboali, Kamis.
Saat ini, katanya, pemerintah mengembangkan sekolah lapangan di Kecamatan Pulau Besar dengan sistem pengelolaan tanaman terpadu di padi sawah atau laboratorium lapangan.
Di lokasi percontohan tersebut, para petani akan diberikan teori dan praktik hingga mereka memahami dan bisa mengembangkannya di lahan masing-masing.
Ia menjelaskan, pengelolaan tanaman terpadu bukan suatu paket teknologi, tetapi suatu pendekatan inovatif dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani melalui perbaikan sistem dalam perakitan paket teknologi yang sinergis antarkomponen teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh petani serta bersifat spesifik lokasi.
Selain itu, kata dia, kendala-kendala di lapangan juga akan dibahas langsung di sekolah lapangan tersebut, seperti tata cara pengairan, pemupukan, dan penanganan penyakit lainnya.
"Sistem pembelajarannya santai dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat agar mudah dipahami masyarakat setempat," ujarnya.
Menurut dia, antusiasme masyarakat sangat bagus dan masyarakat merasa diuntungkan dengan sistem pembelajaran tersebut.
Mulyana mengimbau kepada seluruh petani di Bangka Selatan agar lebih aktif berkoordinasi dengan petugas lapangan, sehingga ilmu yang diterima bisa maksimal untuk diterapkan di lokasi pertanian masing-masing.
Pada masa mendatang, pemerintah akan berupaya meningkatan pengembangan sekolah lapangan itu untuk terus meningkatkan kualitas produktifitas para petani setempat. (T.KR-WRA)