Tambahan medali emas datang dari sejumlah cabang olahraga yang diikuti atlet-atlet Indonesia, termasuk di antaranya dari cabang bergengsi bola basket putra.
Hingga berakhirnya pertandingan hari Minggu, Indonesia berada di urutan ketiga dalam klasemen medali dengan 69 emas, 91 perak dan 81 perunggu.
Tuan rumah Vietnam kokoh di peringkat teratas dengan 205 emas, 125 perak, 116 perunggu, sedangkan peringkat kedua ditempati Thailand dengan 92 emas, 103 perak dan 136 perunggu.
Indonesia dipastikan tidak dapat mengejar Thailand di peringkat kedua, namun setidaknya posisi umum ketiga yang diduduki saat ini juga tidak terkejar lagi oleh Filipina atau Singapura.
Filipina berada di urutan keempat dengan 52 emas, 70 perak, 104 perunggu, disusul Singapura (47-46-73) dan Malaysia (39-45-90).
Posisi selanjutnya adalah Myanmar (9-18-35), Kamboja (9-13-41), Laos (2-7-33), Brunei (1-1-1) dan Timor Leste (0-3-2).
Selain bola basket putra, medali emas bagi kontingen Merah Putih juga diraih melalui cabang bulu tangkis ketika Apriyani Rahayu/Siti Fadia memenangi final ganda putri atas pasangan Thailand Benyapa Aimsaar/Nuntakarn Aimsaar 21-17, 21-14.
Pada ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin meraih medali emas setelah mengalahkan sesama pasangan Indonesia Yeremia Rambitan/Pramudya Kusumawardana 21-17, 21-19.
Pada cabang angkat besi, ada tambahan emas melalui lifter Zul Ilmi pada kelas 89 kg, kemudian di cabang tinju Maikhel Roberrd memenangi pertarungan final melawan petinju Thailand Anavat Thongkrathok.
Cabang menembak kembali memberi kontribusi besar bagi upaya mendongkrak posisi Indonesia di SEA Games Vietnam.
Anang Yulianto menjuarai nomor 25m standard pistol perorangan putra, sehingga dari cabang menembak ini Indonesia sudah mengoleksi tujuh medali emas.
Kabar baik lainnya adalah keberhasilan tim bola voli putra Indonesia mempertahankan medali emas, setelah pada laga final mengalahkan tuan rumah Vietnam 3-0 (25-22, 25-18, 25-15).
Kemenangan Hernanda Zulfi dan kawan-kawan tersebut mempertegas dominasi Indonesia di bola voli putra Asia Tenggara.
Basket catat sejarah
Keberhasilan tim bola basket putra Indonesia meraih emas SEA Games di Vietnam, Minggu, menjadi prestasi yang patut dibanggakan.
Inilah emas pertama bagi tim basket Indonesia setelah sebelumnya selalu didominasi oleh Filipina.
Dalam laga terakhir di Thanh Try Gymnasium Hanoi, tim Indonesia menaklukkan Filipina 85-81.
Prestasi ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan, termasuk Menteri BUMN Erick Thohir yang juga seorang penggemar basket.
"Sejarah Terciptakan. Timnas basket putra Indonesia raih medali emas SEA Games 2021. Indonesia memutus dominasi Filipina yang meraih medali emas SEA Games 13 kali beruntun, kata Erick melalui pesan tertulisnya.
Filipina sebelumnya nyaris tak tersentuh sebagai raja bola basket Asia Tenggara dengan 18 kali merebut emas SEA Games. Filipina menjadi juara bola basket sejak pertama kali olahraga ini dipertandingkan di SEA Games pada 1977 hingga 2019. Mereka hanya melepas emas kepada Malaysia pada 1979 dan 1989.
"Ini pertama kalinya Indonesia meraih medali emas dari cabang olahraga basket sejak keikutsertaan pada 1977. Indonesia memutus dominasi Filipina yang meraih medali emas SEA Games 13 kali beruntun," kata Erick Thohir yang saat ini tercatat sebagai Anggota Central Board Federasi Bola Basket International (FIBA).
Prestasi emas di bola basket ini setidaknya juga sebagai penghibur atas kegagalan Indonesia di cabang populer lainnya seperti pada bulu tangkis beregu putra/putri, dan juga kegagalan di cabang sepak bola.
Timnas sepak bola Indonesia akhir pulang dengan membawa perunggu setelah dalam pertandingan perebut peringkat ketiga berhasil mengalahkan Malaysia melalui adu penalti 4-3.
Sementara itu Menpora Zainudin Amali yang sedang berada di Vietnam menyatakan optimis kontingen Indonesia bisa menempati posisi ketiga di SEA Games tahun ini, atau meningkat dibanding sebelumnya.
Jika merujuk dari jumlah atlet yang dikirimkan maka pencapaian pada SEA Games kali ini jauh lebih baik. Dengan berkekuatan hanya separuh dari total atlet yang dikirim ke Filipina justru Indonesia bisa bertengger di posisi tiga.
Yang dikirimkan jauh berkurang. Di Filipina ada 841 atlet dan dapat peringkat empat, di sini hanya separuhnya tapi dapat peringkat tiga, kata dia.
Prestasi Indonesia pada ajang multi cabang olahraga dua tahunan itu sempat menurun pada SEA Games tahun 2015 dan SEA Games 2017 dengan berada di peringkat lima. Namun, pada SEA Games 2019 dapat memperbaiki peringkat menjadi urutan ke-4.
Namun Menpora juga mengingatkan bahwa perlu ada evaluasi pada sejumlah cabang yang tidak bisa memenuhi target.
Di antara yang disorotnya adalah cabang pencak silat, dimana Indonesia hanya mendapat satu emas, dari empat yang ditargetkan.
Tentu jadi evaluasi buat kami, kami akan ngomong satu persatu dengan pimpinan cabor (cabang olahraga) baik yang berhasil maupun yang tidak berhasil, kata Menpora yang dijumpai di arena pertandingan bola basket di Thanh Try Gymnasium, Minggu.
Sementara itu tuan rumah Vietnam menyempurnakan prestasi mereka dengan meraih medali emas sepak bola putra setelah pada pertandingan final mengalahkan Thailand 1-0.
Stadion Nasional My Dinh di Hanoi dipenuhi oleh penonton yang sebagian besar adalah pendukung tim Vietnam yang mengenakan atribut berwarna merah.