Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Bupati Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mulkan mengakui pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerahnya saat ini dituntut menggunakan pasar digital dalam memasarkan produk usaha.
"Market digital atau penjualan secara online menjadi keharusan bagi pelaku UMKM agar penjualan mampu masuk ke pasar lebih luas," kata Mulkan di Sungailiat, Bangka, Selasa.
Hanya saja, kata dia, untuk bersaing di pasar luas atau bahkan pasar global pelaku UMKM harus benar-benar memperhatikan kualitas produk seperti menjaga rasa yang enak untuk jenis produk makanan olahan begitu pula dapat memilih kemasan yang menarik dan aman.
Dia mengatakan, jumlah penduduk yang hanya kurang dari 400 ribu jiwa terbilang cukup kecil sebagai pasar penjualan produk yang mencapai 30.800 pelaku UMKM di Kabupaten Bangka tersebar di delapan kecamatan.
Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi, Usaha Kecil Menengah Kabupaten Bangka dari 30.800 pelaku UMKM yang terdaftar, baru sebanyak 150 pelaku UMKM yang menggunakan media digital untuk memasarkan produk.
"Saya optimis kualitas produk UMKM terutama makanan ringan asal Kabupaten Bangka mampu bersaing dengan produk makanan olahan dari daerah lain di Indonesia karena selain rasa yang khas juga bervariasi jenisnya," jelas Mulkan.
Selain mendorong menggunakan layanan digital untuk memasarkan produk kata dia, pihaknya juga menyediakan sarana penjualan hasil usaha UMKM seperti di galeri Rafika Duri, dimana pelaku usaha dapat menjual dan mempromosikan produk di sarana yang disediakan tersebut.
"Kami memberikan subsidi bunga gratis bagi pelaku UMKM yang menyerap permodalan usaha melalui Bank Sumsel Babel dengan total nilai subsidi bunga mencapai Rp600 juta," ujarnya.
Angka subsidi sebesar Rp600 juta itu kata Mulkan jumlahnya lebih banyak dibanding tahun 2021 yang hanya sebesar Rp400 juta, diperkirakan tahun 2023 bantuan subsidi yang sama mencapai Rp1 miliar.