Tanjung Pandan, Belitung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyatakan target produksi padi tahun 2022 sebanyak 2.841 ton gabah kering giling (GKG) sulit tercapai.
"Memang kelihatannya pada tahun ini target produksi sebanyak 2.841 ton gabah kering giling sulit tercapai disebabkan beberapa faktor," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Belitung, Tenny Meireni di Tanjung Pandan, Jumat.
Menurut dia, produksi padi di daerah itu saat ini tercatat sebanyak 640 ton GKG, sangat rendah jika dibandingkan dengan target yang ditentukan sebanyak 2.841 ton GKG.
"Sampai akhir tahun kami prediksi nanti produksi padi mencapai sekitar 1.000 ton karena masih ada satu kali musim panen lagi," ujarnya.
Tenny menyebutkan, kondisi ini disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya adalah kondisi cuaca ekstrem sehingga berpengaruh terhadap produksi padi di daerah itu.
"Salah satunya memang faktor cuaca ekstrem dan berpengaruh terhadap jumlah produksi padi petani," katanya.
Sedangkan faktor penyebab lainnya adalah banyak petani sawah di daerah itu yang sementara waktu beralih profesi menjadi penambang biji timah.
Tingginya harga timah dalam beberapa waktu terakhir, lanjut dia, menyebabkan petani sawah tidak menggarap sawahnya dan sementara waktu beralih profesi menjadi penambang karena dipengaruhi harga jual timah cukup tinggi.
"Memang tidak semua lokasi tetapi dampaknya sedikit ataupun banyak ada dirasakan," ujarnya.
Ia mengajak, para petani di daerah itu untuk kembali menggarap sawahnya guna menyambut musim tanam
dalam waktu dekat ini.
"Kami melihat produksi padi tahun depan akan kembali meningkat karena banyak petani yang kembali menggarap sawah mereka dan meninggalkan tambang seiring menurunnya harga biji timah," katanya.
DKPP Belitung menargetkan, produksi padi di daerah itu tahun 2023 sebanyak 2.960 ton gabah kering giling (GKG) dengan luas tanam 1.000 hektare.
Sejumlah program disiapkan seperti pengadaan benih padi unggul, penyaluran bantuan pupuk organik cair serta optimalisasi lahan pertanian guna meningkatkan produksi padi di daerah itu.
"Dengan pembagian pupuk cair kami harapkan produksi padi petani nantinya bisa meningkat," katanya.
Dikatakan dia, selain itu, pihaknya juga terus memberikan pelatihan dan pembinaan guna meningkatkan kemampuan petani dalam mencegah dan mengendalikan serangan hama penyakit pada tanaman.
"Seperti kegiatan temu lapang bagi para petani, karena memang setiap desa sudah ada penyuluh pertanian dan di masing-masing kecamatan memang sudah ada petugas pengendali pengganggu organisme tanaman," ujarnya.
Tenny berharap, target produksi tersebut dapat tercapai guna memenuhi kebutuhan produksi beras di daerah itu serta mengurangi ketergantungan dari luar daerah.
"Kami optimistis bisa tercapai, untuk kendala berarti di lapangan tidak ada hanya faktor alam berupa cuaca ekstrem yang harus senantiasa diwaspadai petani," katanya.