Manggar, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar Festival Budaya Lintang, untuk melestarikan budaya lokal agar tidak tergilas oleh kemajuan zaman.
"Kegiatan seperti ini tidak sekadar hiburan dan meramaikan saja, tetapi tentu saja sangat baik dalam mengenalkan budaya lokal kepada generasi muda dan melestarikannya," kata Wakil Bupati Belitung Timur, Khairil Anwar di Manggar, Sabtu.
Wakil bupati usai membuka kegiatan yang berlangsung hingga 30 Oktober itu berharap kegiatan demikian dikemas lebih menarik dan berdampak secara ekonomis bagi masyarakat.
"Saya melihat berbagai kegiatan ditampilkan dalam festival ini dan semuanya memiliki daya tarik seperti permainan gasing, fashion show kulup zaman barik, masak laok jaman barik dan berbagai kegiatan kesenian tradisional lainnya ditampilkan dalam festival ini," ujarnya.
Ketua panitia kegiatan Nasidi, mengatakan festival ini dilaksanakan guna melestarikan budaya lokal yang telah ada sejak zaman dahulu.
"Ini pertama kali kita gelar bekerja sama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), masyarakat lokal, pemerintah desa dan kecamatan,” ujar Nasidi.
Pemilik Kawasan Wisata Tebat Rasau ini mengatakan pada Festival Budaya Lintang akan ditampilkan kembali budaya lokal yang hampir punah seperti permainan gasing.
“Dalam tiga hari ke depan akan banyak kegiatan seperti begasing, terus ada lomba masak kuliner jaman barik,” jelas Nasidi.
Selain gasing terenang kebudayaan lainnya yang dilaksanakan pada kegiatan ini antara lain Begura, Tuju Kumbek dan Betiong.
Dengan adanya festival ini menurut Nasidi, masyarakat dapat terus melakukan dan melestarikan budaya sendiri.
“Bagi kami jika budaya tidak kita lestarikan, dia tidak akan bertahan. Untuk itu festival budaya seperti ini akan kami laksanakan setiap tahunnya,” ujarnya.