Belitung (ANTARA) - Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai tuan rumah pertemuan "Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) in American and European Market" pada, 23-25 November mendatang.
"Alhamdulillah, Belitung ditunjuk atau dipercaya sebagai tuan rumah pertemuan ISPO yang akan berlangsung pada 23-25 November," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Belitung, Destika Efenly di Tanjung Pandan, Rabu.
Menurut dia, pertemuan tersebut akan dihadiri oleh 15 Duta Besar atau perwakilan dari negara-negara di Amerika dan Eropa yang selama ini menjadi pasar atau konsumen minyak kelapa sawit Indonesia.
Dari sebanyak 15 negara yang direncanakan menghadiri pertemuan ini, tujuh negara diantaranya sudah mengkonfirmasi kehadirannya seperti Belgia, Norwegia, Chile, Inggris, Meksiko, Switzerland, dan Czech.
"Jumlah ini dipastikan akan bertambah, kami sedang menunggu konfirmasi kehadiran dari negara-negara lain," katanya.
Ia menambahkan, pertemuan tersebut akan membahas dan menjelaskan mengenai pengolahan minyak kelapa sawit di Indonesia yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable).
"Mereka (Dubes) nantinya akan diperlihatkan dan dijelaskan bahwa pengolahan sawit di Indonesia berkelanjutan tidak merusak lingkungan," ujarnya.
Ia menyebutkan, para delegasi pertemuan ISPO akan tiba di Belitung pada, Rabu (23/11) pagi.
"Pagi hari mereka tiba di Belitung, siang dilaksanakan diskusi kemudian dilanjutkan jamuan makan malam bersama Bupati Belitung dan Wakil Bupati beserta unsur forkopimda," katanya.
Kemudian keesokan harinya, Sabtu (24/11) para delegasi akan melakukan kunjungan lapangan melihat kondisi perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Belitung.
"Mereka akan bertolak kembali ke Jakarta pada, Jumat (25/11)," ujarnya.
Menurut Destika, ditunjuknya Belitung sebagai lokasi pertemuan tingkat internasional ini tentunya menjadi kebanggaan tersendiri
Selain memperkenalkan potensi pariwisata dan bahari yang dimiliki Belitung, pertemuan ini sekaligus juga memperkenalkan potensi perkebunan dan industri kelapa sawit di Belitung.
"Kemudian pertemuan ini juga akan bermanfaat bagi perputaran ekonomi di daerah," katanya.
Ia berharap, pertemuan ISPO akan mendapatkan hasil yang baik bagi masa depan kelapa sawit Indonesia di mata dunia.
"Karena minyak kelapa sawit Indonesia selama ini sering dituduh tidak ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga dengan adanya pertemuan ini nantinya mereka bisa melihat secara langsung, sehingga mungkin ada negara yang selama ini tidak menerima minyak kelapa sawit Indonesia maka mereka akan menerima kembali," jelasnya.