Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatakan angka kematian ibu melahirkan dalam dua dekade mencapai 198 atau tinggi di atas angka nasional sebanyak 189 per 100.000 kelahiran hidup.
"Terdapat 198 kematian perempuan saat hamil, melahirkan atau masa nifas per 100.000 kelahiran hidup," kata Statistisi Madya BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Sri Hapsari di Pangkalpinang, Rabu.
Ia menjelaskan angka kematian ibu dan penduduk usia dini dapat dipengaruhi dari pelayanan kesehatan yang ditunjukkan dari fasilitas persalinan, tenaga kesehatan terlatih dan persalinan di fasilitas kesehatan.
"Kematian ibu melahirkan ini dari umur perkawinan pertama dan umur kehamilan pertama," katanya.
Baca juga: Angka kematian bayi di Babel turun 68 persen
Baca juga: BPS: Angka kelahiran bayi di Babel turun dratis
Ia mengatakan menurut LF SP2020 angka kematian ibu di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tertinggi kedua di Pulau Sumatera setelah Aceh. Sementara itu, Jakarta menempati posisi terendah angka kematian ibu 48 dan yang tertinggi di Papua 565.
"Artinya di Papua terjadi kematian ibu sebanyak 565 per 100.000 ribu kelahiran hidup sedangkan di DKI Jakarta 48 per 100.000 kelahiran hidup," katanya.
Menurut dia angka kematian ibu dan bayi di Bangka Belitung sudah menunjukkan tren menurun meskipun belum mencapai target RPJP 2005-2025 daerah itu, disparitas antar wilayah kabupaten/kota tidak terlalu tinggi.
"Saat ini arah kebijakan pembangunan di bidang kesehatan harus dijaga dan ditingkatkan agar kedepan angkanya dapat terus ditekan," katanya.