Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan nilai ekspor timah dan nontimah Kepulauan Babel pada September 2023 sebesar 159,74 juta dolar Amerika Serikat atau turun 7,42 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya 172,54 juta dolar AS.
"Penurunan ini karena ekspor timah yang turun 7,29 persen yakni senilai 140,36 juta dolar AS," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Toto Haryanto Silitonga di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan penurunan ekspor year-on-year ini juga dikarenakan ekspor komoditas nontimah juga turun 8,38 persen dengan nilai 19,38 juta dolar AS. Secara kumulatif (c-to-c), nilai ekspor Januari-September 2023 mengalami penurunan 30,56 persen dibandingkan Januari-September 2022.
"Penurunan nilai ekspor didorong oleh turunnya ekspor timah 34,11 persen dan nontimah turun 5,78 persen," katanya.
Ia menyatakan selama September tahun ini, peran timah dan nontimah terhadap total ekspor masing-masing sebesar 83,00 persen dan 17,00 persen
"Timah dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar diekspor ke negara-negara di Asia, dimana Tiongkok masih menjadi negara tujuan utamanya," ujarnya.
Menurut dia sepanjang Januari hingga September 2023, sebanyak 34,92 persen ekspor timah dikirim ke Negeri Tirai Bambu ini. Singapura dan India berada di peringkat selanjutnya.
"Sebesar 17,68 persen dan 14,00 persen ekspor timah diekspor ke kedua negara tersebut dan di urutan berikutnya adalah Korea Selatan dan Jepang," katanya.
Ia menambahkan lima negara utama tujuan ekspor timah ini berperan sebesar 80,42 persen terhadap total ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke seluruh dunia.
Secara kumulatif (c-to-c), terjadi kontraksi pertumbuhan ekspor ke 5 negara terbesar tujuan timah.
"Tiongkok terkontraksi hingga 32,04 persen dan Singapura juga terkontraksi hingga 31,23 persen. Jepang merupakan negara dengan kontraksi terdalam hingga 58,30 persen," katanya.