Koba, Babel, (ANTARA) - Nilai investasi di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada 2024 menunjukkan grafik penurunan, sebagai dampak melemahnya sektor perdagangan dan pertambangan.
"Dari target nilai investasi kita tahun ini sebesar Rp1,5 triliun, hanya tercapai 15,69 persen dan angka ini jauh menurun dari target yang kita tetapkan," kata Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Bangka Tengah (DPMPTK) Bangka Tengah Wiwik di Koba, Selasa.
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah berupaya melakukan diversifikasi investasi dengan mendorong sektor pertanian dan pariwisata untuk menggeliatkan ekonomi daerah.
"Kita harus mendorong sektor lainnya untuk kembali menggeliatkan dunia investasi, karena sangat berpengaruh terhadap angka tenaga kerja dan perputaran ekonomi masyarakat," ujarnya.
Sebagai perbandingan, pada 2022 nilai investasi di Bangka Tengah mencapai Rp1,1 triliun, meningkat dari Rp745,87 miliar pada tahun 2021. Pada 2023, nilai investasi mencapai Rp1,2 triliun.
Penurunan investasi pada 2024 menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk terus berupaya meningkatkan daya tarik investasi melalui diversifikasi sektor dan perbaikan iklim investasi di Bangka Tengah.
Ia mengatakan, diversifikasi investasi diharapkan dapat menarik investor baru dan mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan.
Ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan potensi lokal yang kaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
"Geliat investasi sangat berpengaruh terhadap geliat ekonomi masyarakat karena sektor ini dapat membuka lapangan kerja baru, menambah angka kerja dan mengurangi angka pengangguran," ujarnya.