Koba, Babel, (ANTARA) - Bupati Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Algafry Rahman mengajak para petani membudidayakan tanaman cabai merah sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat dan menekan laju inflasi daerah.
"Cabai merah merupakan komoditas yang menyumbang inflasi, para petani kita dorong mampu mengembangkan tanaman hortikultura ini," katanya di Koba, Senin.
Pemkab Bangka Tengah sudah menyediakan lahan seluas 30 hektare untuk tanaman cabai yang pengelolaannya diserahkan kepada kelompok tani.
"Pada 2024 kita sudah menyiapkan lahan seluas 30 hektare untuk tanaman cabai sudah panen raya dengan hasil yang memuaskan dan tahun ini program budi daya cabai merah terus kita galakkan," kata Algafry.
Menurut dia, tanaman cabai merah yang dikelola dengan baik dan dibina pemerintah dapat meningkatkan perekonomian para petani dengan harga yang relatif tinggi.
"Selain mampu menekan inflasi, para petani yang benar-benar serius mengembangkan tanaman cabai merah ini mampu meningkatkan pendapatan mereka," ujarnya.
Pemkab Bangka Tengah juga menyiapkan bibit cabai merah yang diberikan secara gratis kepada para petani yang tergabung dalam kelompok.
Pemerintah daerah juga berupaya membangun pasar induk untuk memastikan harga cabai tetap stabil dan terukur, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Dengan berbagai upaya ini, diharapkan Bangka Tengah dapat menjadi sentra produksi cabai merah yang mampu memenuhi kebutuhan lokal dan mengurangi ketergantungan pasokan dari luar daerah.
Pada 2024, Dinas Pertanian Bangka Tengah mencatat produksi cabai merah mencapai 8,3 ton per hektare atau meningkat dari 8 ton per hektare pada 2023.
Kecamatan Lubuk Besar menjadi sentra produksi dengan luas tanam dan panen mencapai 30 hektare. Peningkatan produksi ini didukung oleh penggunaan pupuk organik cair jenis MA-11 oleh sekitar 80 persen petani yang tergabung dalam kelompok tani.