Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mulai menyusun kurikulum muatan lokal (mulok) mendongeng, untuk memperkuat pelestarian budaya daerah sekaligus menumbuhkan minat belajar anak-anak.
Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Sabtu, mengatakan kurikulum mulok perlu dikembangkan agar menarik bagi peserta didik dan mampu menanamkan kecintaan terhadap budaya daerah.
“Kami ingin menghasilkan kurikulum muatan lokal yang disenangi anak-anak dan membuat mereka terus ingat dengan budaya daerahnya,” katanya.
Ia menilai, keberadaan kurikulum Muatan Lokal penting untuk menjaga kelestarian budaya lokal, terutama nilai-nilai budaya Melayu yang menjadi ciri khas masyarakat Bangka Belitung.
“Jika anak-anak mengenal budaya Melayu yang identik dengan nilai keramahtamahan, ini akan menjadi hal baik untuk diwariskan dan diteladani,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah Pangihutan Sihombing, berharap kurikulum mendongeng dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa di berbagai jenjang pendidikan serta menumbuhkan potensi seni bercerita di kalangan anak.
“Diharapkan mendongeng juga menjadi motivasi bagi guru untuk menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik,” ujar Sihombing.
Ia menjelaskan, saat ini terdapat enam kurikulum Muatan Lokal yang diterapkan di Kabupaten Bangka Tengah, yaitu pertanian, dambus, perikanan, bola tampah, bahasa daerah, dan mendongeng.
"Semua kurikulum muatan lokal tersebut memiliki nilai kearifan lokal dan mencerminkan identitas daerah," ujarnya.
