Jakarta (Antara Babel) - Kementerian BUMN menargetkan laba 118 perusahaan
milik negara pada tahun 2017 sebesar Rp197 triliun, tumbuh 20,1 persen
dibanding laba tahun 2016 yang diproyeksikan mencapai Rp164 triliun.
"Pertumbuhan laba BUMN selama 2017 akan didorong sejumlah program
strategis yang dijalankan korporasi. Sinergi BUMN tetap menjadi langkah
strategis untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi usaha sehingga
perusahaan lebih kompetitif tidak hanya di pasar lokal tetapi juga bisa
bersaing di tingkat global," kata Rini, saat paparan pada media
gathering "Kinerja BUMN 2016 dan Proyeksi 2017," di Pelabuhan Sunda
Kelapa, Jakarta, Jumat.
Menurut Rini, selain sinergi BUMN selama 2017 juga ditekankan
pentingnya hilirasi kandungan lokal, pembangunan ekonomi daerah terpadu,
dan kemandirian keuangan dan penciptaan nilai," kata Rini.
Dengan program strategis tersebut tambahnya, pendapatan BUMN pada
2017 ditargetkan mencapai Rp2.116 triliun, naik 17,4 persen dibanding
pendapatan 2016 sebesar Rp1.802 triliun.
Kementerian BUMN juga memperkirakan total aset BUMN mencapai Rp7.035
triliun, naik 11,2 persen dibanding 2016 sebesar Rp6.325 triliun,
ekuitas mencapai Rp2.391 triliun tumbuh 7,1 persen dari sebelumnya
Rp2.235 triliun.
Selama tahun 2017, total belanja barang modal (capex) seluruh BUMN
diperkirakan mencapai Rp468 triliun, melonjak 57,6 persen dari
sebelumnya Rp297 triliun, sedangkan belanja operasional (opex) sebesar
Rp1.788 triliun dari Rp1.518 triliun.
Saat yang bersamaan, setoran dividen BUMN kepada APBN pada 2017
dipatok sebesar Rp41 triliun, naik 10,8 persen dari tahun 2016 sebesar
Rp37 triliun.
Sedangkan setoran pajak 2017 mencapai Rp165 triliun, turun 1,2 persen dibanding pajak 2016 sebesar Rp167 triliun.
Beberapa program yang sudah dijalankan dan akan dilanjutkan pada
tahun 2017 antara lain, penyebaran kartu tani, revitalisasi pabrik gula,
BBM satu harga, penggabungan Bank Syariah BUMN, tata kelola migas dan
ekspansi jaringan gas.
Selanjutnya, pembentukan holding BUMN Asuransi, pangan, farmasi,
rumah sakit, maritim, industri berat dan perkapalan, pertahanan
strategis dan teknologi tinggi.
Kementerian juga mempercepat pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) pariwisata Mandalika, optimalisasi kawasan Nusa Dua, pengembangan
sinergi Hotel Indonesia Group.
Rini Patok Laba BUMN Rp197 triliun Pada 2017
Jumat, 3 Maret 2017 23:33 WIB