Sungailiat (Antara Babel) - Akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Djamaludin Ancok, PhD mengajak mahasiswa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kritis dan berinovasi dalam menghadapi tantangan global dan persaingan pasar terbuka.
"Wilayah Kepulauan Bangka Belitung cocok dengan konsep ekonomi kupu-kupu atau 'butterfly economic', yaitu bagaimana efek dari kepakan sayap kupu-kupu yang jika dilakukan secara bersamaan dalam satu kelompok akan menimbulkan angin yang sangat besar," katanya saat memberikan kuliah umum di STISIPOL Pahlawan 12 di Sungailiat, Senin.
Dikatakan, Bangka Belitung memiliki potensi sumber daya alam yang bisa dikembangkan, tetapi masyarakat terlena akan usaha yang mudah seperti pertambangan, pada saat timah sudah tidak bisa ditambang lagi maka hal itu menjadi masalah baru dalam masyarakat, dari sekarang diajak dan dididik untuk lebih cerdas melihat peluang usaha.
"Suatu hal yang saat menjadi perhatian serius nasional yakni dengan melonjaknya harga cabai ditingkat pasar, kalau dari awal dipersiapkan dengan memanfaatkan lahan disekitar rumah tentu tidak akan berimbas pada persoalan perekonomian dan justru menjadi peluang bisnis," ujarnya.
Dia menyarankan, pihak pemerintah daerah dalam hal ini dapat mengatur sistemnya agar harga cabe tidak jatuh yakni, adanya proses bisnis yang diatur pemerintah daerah setempat yang bertindak sebagai penyalur langsung ke produsen.
"Keputusan melakukan enovasi perlu dilakukan untuk mengukur kemampuan sehingga hasilnya dapat diterima masyarakat seperti contoh, Blackbery bisa dikalahkan oleh android , Samsung bisa bersaing dengan Apple dan asus bisa bersaing dalam pasar asia," katanya.
Menurutnya, sikap terlena yang pada umumnya terjadi pada masyarakat dan tidak waspada terhadap perubahan lingkungan serta merasa hebat dan mengangap remeh akan perubahan tersebut dapat berdapat buruk pada masyarakat itu.
"Peran Perguruan tinggilah untuk melahirkan enterprener muda yang handal, mahasiswa harus diajarkan bersikap kritis dan inovatif dalam menghadapi tantangan global dan persaingan pasar terbuka saat ini," katanya.
Dikatakan, persaingan dengan negera - negara tetangga tidak dapat dielakan, jangan terlena karena merasa di daerah sendiri waspadai segala perubahan lingkungan jika ingin maju dan berkembang, jangan takut bermimpi, karena mimpi itulah akan membawa ke tingkat kesuksesan.
Akademisi UGM Ajak Mahasiswa Bangka Belitung Berinovasi
Senin, 13 Maret 2017 20:38 WIB
Wilayah Kepulauan Bangka Belitung cocok dengan konsep ekonomi kupu-kupu atau 'butterfly economic', yaitu bagaimana efek dari kepakan sayap kupu-kupu yang jika dilakukan secara bersamaan dalam satu kelompok akan menimbulkan angin yang sangat besar,