Pangkalpinang (Antara Babel) - Puluhan alumni Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) meminta Pemerintah Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung mempekerjakan mereka di lingkungan pemerintahan kota.
"Kami hanya menyampaikan aspirasi dari semua alumni STKS tahun 2013 yang ingin bekerja di lingkungan Pemerintah Kota pangkalpinang," ujar Koordinator Alumni STKS, Putra Pratama Saputra, Selasa.
Ia mengatakan, lulusan STKS tahun 2013 kini masih banyak yang menjadi pengangguran dan sangat berharap bisa bekerja di Pemerintah Kota Pangkalpinang seperti alumni-alumni terdahulu.
Dikatakannya, alumni STKS terakhir yang diterima bekerja dalam Satuan Bakti Pekerja Sosial Pangkalpinang adalah angkatan 2008 yang lulus pada 2012.
"Kami hanya mempertanyakan apa perbedaan kami dengan alumni STKS lulusan tahun 2012 yang diterima Pemerintah Kota Pangkalpinang menjadi pegawai mereka," jelasnya.
Ia menyatakan, sebagian lulusan STKS tahun 2012 bahkan bukan putra daerah, sedangkan mereka yang putra daerah justru diperlakukan berbeda.
Menanggapi tuntutan itu, Wakil Wali Kota Pangkalpinang M Sopian mengharapkan lulusan STKS mampu mandiri dan tidak hanya terfokus menjadi PNS.
"Alumni STKS tidak mesti menjadi PNS walaupun mereka merupakan utusan dari Pemerintah Kota Pangkalpinang untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tersebut," katanya.
Menurut dia, masih banyak tempat-tempat atau perusahaan di Pangkalpinang seperti perbankan dan perhotelan dimana lulusan STKS bisa bekerja di tempat itu.
"Alumni STKS tidak harus menjadi PNS, tapi bisa menjadi pegawai swasta bahkan dapat menjadi pengusaha dan membuka lapangan pekerjaan baru," ujarnya.
Ia mengakui, idealnya mereka yang disekolahkan Pemerintah Kota Pangkalpinang dapat diterima bekerja di pemerintahan kota.
"Namun itu tidak bisa kita lakukan dengan berbagai pertimbangan, seperti dari segi keuangan belanja pegawai yang tidak boleh melebihi 50 persen dari APBD," ungkapnya.
Ia menjelaskan, saat ini 54 persen APBD kota digunakan untuk belanja publik dan sisanya untuk belanja pegawai, sehingga untuk mempekerjakan pegawai baru sudah tidak bisa lagi.