Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama Januari 2019 menangani 118 kasus demam berdarah dengue atau cukup tinggi, karena berkurangnya kesadaran masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk di daerah itu.
"Pada awal tahun ini, kasus DBD tertinggi terjadi di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka," kata Staf Ahli Penyakit Menular Dinkes Kepulauan Babel Syaifullah di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan sebanyak 118 kasus DBD yang ditangani di rumah sakit, puskesmas tersebar di kabupaten/kota dengan rincian Kota Pangkalpinang 33 kasus, Kabupaten Bangka 40 kasus, Bangka Barat 16 kasus, Bangka Selatan 3 kasus, Bangka Tengah 13 kasus, Belitung 6 kasus dan Belitung Timur 7 kasus.
"Kasus DBD yang cenderung naik terjadi di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Barat dan Bangka Tengah. Oleh karena itu, kita lebih memfokuskan pemberantasan sarang nyamuk di empat kabupaten/kota tersebut," ujarnya.
Menurut dia saat ini DBD sudah menjadi isu nasional, karena meningkatnya penyakit akibat gigitan aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.
Jumlah masyarakat terjangkit DBD selama 2018 mencapai 768 orang atau bertambah 535 dibandingkan 2017 yang hanya 233 kasus. Dua dari 768 pasien DBD yang ditangani di rumah sakit meninggal dunia, karena penyakit yang dideritanya sudah cukup akut.
"Diperkirakan kasus DBD ini akan terus mengalami peningkatan hingga April 2019, karena curah hujan yang cukup tinggi ditambah kesadaran masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk yang kurang," katanya.
Oleh karena itu, Dinkes mengintensifkan upaya pemberantasan sarang dan indukan nyamuk ini, melalui kegiatan sosialisasi, mengoptimalkan peran juru pemantau jentik nyamuk dan lain sebagainya.
"Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk serta melapor jika ada anggota keluarganya terkena DBD, agar petugas bisa melakukan pemberantasan nyamuk di lingkungannya," katanya.