Toboali, Bangka Selatan (Antara Babel) - Dinas Pertanian dan Pertenakan (Distanak) Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung, memperketat pengawasan kesehatan hewan qurban sebagai jaminan daging yang aman, sehat, utuh dan halal.
"Saat ini, pasokan hewan qurban seperti sapi, domba dan kambing sudah mengalami peningkatan seiring meningkatnya permintaan warga menjelang hari Raya Idul Adha," kata Kepala Distanak Bangka Selatan, Efendi Ali di Toboali, Jumat.
Ia menjelaskan, pengawasan hewan qurban ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pasal 2 disebutkan setiap hewan potong harus sehat dan telah diperiksa kesehatannya oleh petugas pemeriksa yang berwenang.
"Kami sudah membentuk tim pengawas hewan qurban dan upaya ini sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat untuk memperoleh daging yang aman, sehat, utuh dan halal," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pengawasan ini juga dalam upaya mengantisipasi penyebaran penyakit yang datang dari luar daerah seperti penyakit antraks, kuku, sapi gila, kulit dan lainnya yang akan mengganggu pengembangan peternakan sapi, kambing di daerah.
Hewan kurban dari luar daerah yang akan memasuki wilayah Kabupaten Bangka Selatan terlebih dahulu akan dicek surat jaminan kesehatan hewan yang dikeluarkan Balai Karantina Pertanian dari tempat hewan itu berasal.
"Alhamdulillah, sampai saat ini tim pengawas belum menemukan hewan qurban yang terjangkiti penyakit menular berbahaya, namun demikian pengawasan ini akan terus dilakukan agar ternak yang masuk di Bangka Selatan terbebas dari berbagai penyakit yang akan merugikan petani dan pemerintah daerah," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk memenuhi permintaan hewan qurban ini, pemerintah daerah masih mengandalkan pasokan dari daerah sentra peternakan di Pulau Jawa dan Sumatera karena peternakan sapi, kambing di Bangka Selatan masih tahap pengembangan.
"Saat ini, populasi sapi yang diusahakan petani masih sekitar 1.110 ekor dan belum memadai untuk memenuhi konsumsi daging warga di daerah itu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
"Saat ini, pasokan hewan qurban seperti sapi, domba dan kambing sudah mengalami peningkatan seiring meningkatnya permintaan warga menjelang hari Raya Idul Adha," kata Kepala Distanak Bangka Selatan, Efendi Ali di Toboali, Jumat.
Ia menjelaskan, pengawasan hewan qurban ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pasal 2 disebutkan setiap hewan potong harus sehat dan telah diperiksa kesehatannya oleh petugas pemeriksa yang berwenang.
"Kami sudah membentuk tim pengawas hewan qurban dan upaya ini sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat untuk memperoleh daging yang aman, sehat, utuh dan halal," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pengawasan ini juga dalam upaya mengantisipasi penyebaran penyakit yang datang dari luar daerah seperti penyakit antraks, kuku, sapi gila, kulit dan lainnya yang akan mengganggu pengembangan peternakan sapi, kambing di daerah.
Hewan kurban dari luar daerah yang akan memasuki wilayah Kabupaten Bangka Selatan terlebih dahulu akan dicek surat jaminan kesehatan hewan yang dikeluarkan Balai Karantina Pertanian dari tempat hewan itu berasal.
"Alhamdulillah, sampai saat ini tim pengawas belum menemukan hewan qurban yang terjangkiti penyakit menular berbahaya, namun demikian pengawasan ini akan terus dilakukan agar ternak yang masuk di Bangka Selatan terbebas dari berbagai penyakit yang akan merugikan petani dan pemerintah daerah," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk memenuhi permintaan hewan qurban ini, pemerintah daerah masih mengandalkan pasokan dari daerah sentra peternakan di Pulau Jawa dan Sumatera karena peternakan sapi, kambing di Bangka Selatan masih tahap pengembangan.
"Saat ini, populasi sapi yang diusahakan petani masih sekitar 1.110 ekor dan belum memadai untuk memenuhi konsumsi daging warga di daerah itu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013