Jakarta (Antara Babel) - Calon presiden Prabowo Subianto dalam visi misi ekonominya mengaku tidak antiinvestasi asing, asalkan hal tersebut bermanfaat dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
"Kami mendukung investasi asing, tapi tidak mematikan perekonomian rakyat," ujarnya dalam debat calon presiden yang diselenggarakan KPU di Hotel Gran Melia Jakarta, Minggu malam.
Prabowo mengatakan pemerintah harus memberikan perlindungan kepada masyarakat kecil dan mengembangkan perekonomian nasional agar tidak tergerus dengan perkembangan globalisasi abad ke-21.
"Konsepnya adalah perekonomian harus ditujukan untuk penguatan dan pemberdayaan kekuatan rakyat, tidak hanya pertumbuhan, kita juga harus menjamin keselamatan dan perlindungan golongan rakyat tertinggal," katanya.
Untuk itu, investasi asing dapat dibenarkan untuk mendukung perekonomian, asalkan pemerintah tidak membiarkan masyarakat kecil yang memiliki akses ekonomi terbatas bersaing langsung dengan korporasi global.
"Ini bedanya perekonomian ala barat atau neoliberalisme, kadang-kadang pemerintah hanya menjadi wasit. Pemerintah harus turun tangan membela rakyat, tidak membiarkan yang lemah bersaing dengan yang kuat," katanya.
Ia pun memastikan akan melanjutkan program peningkatan kesejahteraan yang telah dilakukan pemerintahaan saat ini, yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) serta memaksimalkan pemanfaatan dana bergulir.
"Dana bergulir yang saat ini Rp5 triliun bisa menghidupi 12 juta orang, kalau ditingkatkan empat kali lipat, menjadi Rp20 triliun, berarti 48 juta orang bisa mendapat manfaat," kata Prabowo.
Pemilu Presiden dan Wapres pada 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa dan Joko Widodo dengan Jusuf Kalla.