Pangkalpinang (Antara Babel) - Kota Tanjungpandan, Provinsi Bangka Belitung pada Juli 2014 mengalami inflasi sebesar 2,24 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 116,28 pada Juni 2014 menjadi 118,89.
"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh indeks kelompok pengeluaran," kata Kepala Badan Pusat Statistik Babel, Herum Fajarwati di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menyebutkan, kelompok bahan makanan menyumbang inflasi 5,32 persen, selanjutnya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,12 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,41 persen.
Kemudian kelompok sandang 0,23 persen, kelompok kesehatan 0,78 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 11,78 persen, sedangkan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami penurunan IHK 0,24 persen.
"Komoditas yang mengalami kenaikan harga di kota Tanjungpandan pada Juli 2014 yaitu beras, mie kering instan, sagu, ayam hidup, daging ayam ras, daging sapi, ikan kembung, kepiting atau rajungan, udang, susu bubuk, susu kental manis, telur ayam ras, kacang panjang dan bawang merah," ujarnya.
Sedangkan kelompok komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu tepung terigu, cumi-cumi, sayur bayam, kangkung, kentang, wortel, anggur, bawang putih, minyak goreng, vitamin, telepon seluler dan helm.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari - Juli) 2014 tercatat sebesar 6,07 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2014 terhadap Juli 2013) sebesar 9,60 persen, ujarnya.
Menurut dia, inflasi tertinggi di wilayah Sumatera pada Juli 2014 terjadi di Bengkulu sebesar 2,92 persen dengan IHK 116,30 dan terendah di Pematang Siantar 0,29 persen dengan IHK 115,37.
Sedangkan, wilayah di luar Pulau Jawa dan Sumatera inflasi tertinggi terjadi di Tual 2,84 persen dengan IHK 116,58 dan terendah di Maumere 0,13 persen dengan IHK 111,07.
Kota Tanjungpandan Inflasi 2,24 Persen
Selasa, 5 Agustus 2014 16:36 WIB
"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh indeks kelompok pengeluaran,"