New York (ANTARA) - China sedang menguji coba obat HIV (Human Immunodeficiency Virus) sebagai penyembuhan gejala virus corona baru yang cepat menular, demikian perusahaan farmasi AbbVie Inc pada Minggu.
Otoritas kesehatan China meminta obat-obatan tersebut guna membantu upaya pemerintah menangani krisis wabah virus corona, menurut Adelle Infante, juru bicara AbbVie yang berbasis di Illinois, Chicago Utara.
Aluvia, yang juga dikenal sebagai Kaletra, merupakan kombinasi lopinavir dan ritonavir. Ini adalah jenis pengobatan oral yang diberikan kepada pasien penderita infeksi HIV.
Dalam panduan yang dirilis pada Kamis, pemerintah menyebutkan tidak ada obat anti-virus yang efektif namun pihaknya menyarankan agar mengkonsumsi dua pil lopinavir/ritonavir dan satu dosis interferon alfa dua kali sehari.
Otoritas kesehatan di seluruh dunia sedang berjuang mencegah sebuah pandemik setelah lebih dari 2.000 orang terinfeksi di China dan 56 orang meninggal setelah tertular virus tersebut.
Berita Terkait
Mengenal obat ARV (Antiretroviral) untuk melawan HIV/AIDS
9 Desember 2024 18:39
Pemerintah Jamin Ketersediaan Obat HIV/AIDS Gratis
5 Desember 2017 14:38
Subvarian baru virus corona JN.1 menyebar cepat di AS
21 Desember 2023 14:38
Satgas: Sejak munculnya COVID-19 sebanyak 12.347 warga Bangka terpapar
16 Mei 2023 14:41
WHO: COVID-19 akan tetap ada
27 April 2023 23:09
Satgas: Kabupaten Bangka bertekad menuju wilayah aman virus corona
6 Januari 2023 16:04
Satgas Bangka ajak masyarakat bersatu mencegah COVID-19
17 Desember 2022 16:46
Pasien COVID-19 meninggal di Kabupaten Bangka capai 411 orang
2 Desember 2022 10:21