Amerika Serikat alami 10.491 kasus corona dengan 150 meninggal dunia
Jumat, 20 Maret 2020 11:06 WIB

Petugas medis menyemprotkan cairan disinfektan pada Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 orang WNI dari Wuhan, China tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona. ANTARA FOTO/Kementerian Luar Negeri RI/mrh/aww.⨠(ANTARA FOTO/KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI)
Sementara itu, jumlah orang di Amerika Serikat yang meninggal akibat virus tersebut mengalami lonjakan terbesar sejauh ini, yaitu dari 53 menjadi 150.
Baca juga: China daratan pada hari kedua berturut-turut melaporkan tidak ada kasus virus corona
Presiden Donald Trump pada Kamis mendesak otoritas kesehatan untuk mempercepat potensi terapi dalam merawat pasien COVID-19. Ia mengatakan potensi itu bisa menciptakan terobosan saat vaksin masih dikembangkan.
Trump merujuk pernyataannya itu pada upaya pengobatan dengan antivirus eksperimental buatan Gilead Sciences Inc, Remdesivir, dan obat generik generik, hydroxychloroquine.
Baca juga: Jumlah korban jiwa akibat COVID-19 di Italia salip China
CDC melaporkan data terakhir kasus COVID-19 itu pada Rabu (18/3) sore dengan mengambil perbandingan dari penghitungan satu hari sebelumnya.
Di AS, kasus virus corona dilaporkan muncul di semua 50 negara bagian dan District of Columbia.
Data CDC itu tidak menggambarkan kasus yang dilaporkan secara individual oleh negara-negara bagian.