Muntok (Antara Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung menyatakan kerang darah hasil budi daya masyarakat pesisir Sukal, Kecamatan Muntok aman dikonsumsi sesuai rekomendasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
"Beberapa waktu lalu KKP melakukan uji laboratorium terhadap kerang darah kelompok nelayan Sukal dan sudah diterbitkan surat rekomendasi hasil penelitian tersebut yang hasilnya layak konsumsi," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Barat, Amir Hamzah di Muntok, Sabtu.
Ia menerangkan, surat rekomendasi tersebut merupakan hasil uji sampel kerang darah yang diambil di pesisir laut yang berada mulai dari pesisir laut Sukal, Kecamatan, menyambung di pesisir Kundi, Kecamatan Simpang Teritip hingga pesisir Tanjung Niur, Kecamatan Tempilang.
Berdasarkan surat itu, kata dia, kerang darah dari pesisir tersebut aman dari lima bahan berbahaya, yaitu kandungan besi sebanyak 0,09 Rs (result) atau berada di bawah ambang batas, cadmium 0,08 Rs, mercuri 0, arsenic 0,97 Sr dan kandungan tin 0.
"Masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi jenis kerang hasil budi daya kelompok nelayan dari Sukal hingga Tempilang karena sudah terbukti aman untuk kesehatan," kata dia.
Ia mengatakan, uji laboratorium kerang darah tersebut merupakan bentuk kerja sama antara Pemkab setempat dengan KKP RI untuk membantu warga pesisir di daerah itu memasarkan hasil budi daya kerang yang sudah berjalan sekitar empat tahun terakhir.
"Awalnya memang sempat timbul kekhawatiran karena budi daya kerang darah menggunakan lahan pesisir yang berlumpur, kami khawatir lumpur laut tersebut mengandung berbagai zat berbahaya," kata dia.
Namun, menurut dia, dengan turunnya surat rekomendasi hasil uji laboratorium tersebut membuat pemkab tenang dan nelayan setempat bisa terus mengembangkan budi daya tersebut sebagai usaha sampingan mereka sebagai nelayan.
Ia mengatakan, saat ini seluruh warga pesisir di daerah itu sedang menantikan saat panen raya tiba, seiring semakin membesarnya benih kerang yang ditebar akhir tahun lalu.
Ia memperkirakan hasil produksi kerang pada periode ini akan mampu menembus lebih dari 500 ton seiring meningkatnya animo warga pesisir di daerah itu menggeluti usaha budi daya kerang darah.
"Pada kahir tahun lalu saja, pemkab menyalurkan sekitar 150 ton benih, jika berkembang dua kali lipat bisa mencapai sekitar 300 ton, belum lagi nelayan yang mendatangkan benih swadaya. Kami yakin masa panen periode ini mencapai lebih dari 500 ton," kata dia.
Untuk pemasaran, Amir Hamzah tidak terlalu khawatir karena para nelayan sudah mampu mengatur masa panen yang disesuaikan dengan harga jual di pasaran.
"Pengurus kelompok sudah bisa mengendalikan harga di pasaran sehingga harga stabil, mereka tidak akan memanen pada saat harga anjlok," katanya.