Pangkalpinang (ANTARA) - Meski diterpa pandemi COVID-19, PT Timah Tbk tetap meraih keuntungan pada 2021 perusahaan berplat merah itu mencatatkan laba bersih Rp1,3 triliun, atau meningkat 483 persen jika dibandingkan 2020 mengalami kerugian Rp341 miliar.
"Dampak pandemi Covid-19 ini tidak dapat dipungkiri yang memengaruhi kinerja produksi tahun lalu turun, namun PT Timah tetap untung karena harga jual logam timah yang melesat 89 persen," kata Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Abdullah Umar di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan produksi bijih timah PT Timah 2021 sebesar 24.670 ton Sn atau turun dibandingkan 2020 mencapai 39.757 ton. Produksi bijih timah 2021 tersebut berasal dari penambangan darat 46 persen dan penambangan bijih timah di laut 54 yang tersebar di wilayah operasional perusahaan.
"Untuk keberlangsungan perseroan, PT Timah Tbk konsisten melakukan eksplorasi untuk meningkatkan cadangan timah," ujarnya.
Ia mengatakan produksi logam 2021 mencapai 26.465 metrik ton atau turun dari 2020 mencapai 45.698 metrik ton. Dengan rata-rata harga jual logam timah melesat 89 persen menjadi $32.619.
"Perseroan membukukan penjualan logam timah sebesar 26.602 metrik ton turun dari tahun sebelumnya sebesar 55.782 metrik ton," katanya.
Menurut dia saat ini, PT Timah Tbk juga sedang membangun smelter peleburan berteknologi Ausmelt yang diyakini akan meningkatkan produksi perusahaan lantaran dapat mengolah timah kadar rendah.
"Pemanfaatan teknologi Ausmelt yang akan beroperasi di semester kedua tahun ini diharapkan mempu menekan biaya produksi pembuatan logan timah, sehingga profitabilitas Perseroan akan semakin cemerlang di tengah iklim usaha yang kompetitif," katanya.