Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengoptimalkan strategi pencegahan, pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi "soft power approach", guna memberantas peredaran dan penyalahgunaan barang haram di Negeri Serumpun Sebalai itu.
"Saat ini "soft power approach" digencarkan untuk mencegah dan memberantas peredaran narkoba ini," kata Kepala BNN Provinsi Kepulauan Babel Brigjen Pol M.Z. Muttaqien saat bersilahturahmi dengan Penjabat Gubernur Kepulauan Babel di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan strategi "soft power approach" yaitu upaya pencegahan, pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi diantaranya pembentukan relawan anti narkoba, keluarga anti narkoba dan program desa atau kelurahan bersinar atau bersih dari narkoba.
Selain itu, ada Program Integrasi Kurikulum Anti Narkoba (IKAN) di Sekolah dimulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas atau sederajat untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa dari bahaya narkoba ini.
"Saat ini sudah ada 14 sekolah di seluruh kabupaten dan kota menjadi pilot projek yang masuk dalam lima bidang studi," ujarnya.
Ia mengatakan lima bidang studi ini telah dipayungi hukum dengan diterbitkannya Pergub Kepulauan Babel Nomor 55 tahun 2022 dan Perbup/Perwali Kota, sehingga siswa-siswi punya daya tangkal anti narkoba sejak dini.
"Saat ini Program IKAN ini, tinggal ditambah pembinaan teknik ( binntek) kepada para guru-guru di sekolah," katanya.
Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu mengapresiasi strategi pencegahan, pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi "soft power approach" BNN untuk memberantas narkoba.
"Saya mendukung penuh dalam implementasi Inpres untuk secara bersama-sama melaksanakan pencegahan dan pemberantasan narkoba menuju Babel Bersinar," katanya.