Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan bantuan intensif kepada para pemuka adat di setiap desa sebagai bentuk penghargaan atas kerelaan hati untuk melestarikan berbagai tradisi yang ada di tempat masing-masing.
"Ini bentuk kepedulian pemerintah terhadap para pelestari budaya dan tradisi, kami berharap ini bisa memberikan motivasi bagi para pemuka adat dalam upaya pelestarian tradisi dan budaya yang ada," kata Bupati Bangka Barat Sukirman di Mentok, Babel, Senin.
Menurut dia, bantuan intensif dalam bentuk uang tunai kepada para pemuka adat ini sudah berjalan di tahun kedua dengan anggaran sebesar Rp384 juta yang diperoleh dari dana bantuan Provinsi Babel.
"Kami berharap ini bermanfaat dan tepat sasaran, terutama kepada para pemuka adat, agar tetap bersemangat dalam hal pelestarian dan pengenalan budaya serta tradisi kepada anak-anak muda," katanya.
Menurut Sukirman, para pemuka adat ini merupakan tokoh yang bisa memfasilitasi kegiatan anak muda di desa dalam upaya melestarikan budaya dan tradisi, karena dari mereka ini yang bisa menyampaikan berbagai informasi kepada anak-anak muda.
Selain itu, para penerima intensif tersebut juga sebagian besar merupakan para pengelola perkumpulan kesenian yang ada di desa masing-masing.
"Generasi muda kami harapkan juga aktif belajar dari mereka, karena mereka mengetahui informasi yang unik di desa asal masing-masing, potensi itu harus terus digali untuk kemudian dikembangkan agar desa semakin menarik dan bisa mendukung sektor pariwisata," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Muhammad Ali, mengatakan bantuan ini diberikan dalam dua tahap dengan total dana yang disiapkan sebesar Rp384 juta.
"Untuk tahun ini jumlahnya sama dengan tahun lalu, yaitu sebesar Rp384 juta. Bedanya tahun ini dibagikan kepada 55 orang, sedangkan tahun lalu untuk 51 orang," kata Ali.
Ia menjelaskan, untuk setiap pemuka adat di satu desa mendapatkan bantuan sebesar Rp500 ribu/bulan dan penyalurannya dibagi menjadi dua tahap.
"Sebenarnya jatah untuk Bangka Barat 64 desa, masing-masing desa satu orang, namun setelah sosialisasi kepada perangkat desa dan pemuka adat, yang bisa terserap baru 55 orang. Ini sesuai dengan petunjuk teknis penyaluran intensif," katanya.
Agar bisa diberikan kepada pemuka seluruh desa dan kelurahan, kata dia, Pemkab Bangka Barat telah melayangkan permintaan agar anggaran tersebut bisa disalurkan lebih fleksibel, tidak harus satu desa satu orang karena ada beberapa desa yang pelaku lebih dari satu orang," katanya.
Dengan adanya bentuk perhatian dari pemerintah seperti ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada para pemuka adat menjalankan panggilan sebagai pelestari adat dan tradisi agar nantinya bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya.