Muntok (Antara Babel) - Bupati Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung Zuhri M Syazali mengapresiasi positif rencana PT Timah Tbk membangun perpustakaan desa (perpusdes) untuk meningkatkan minat baca masyarakat di daerah itu.
"Rencananya tahun ini PT Timah akan membangun dua unit perpusdes terpadu seperti yang ada di Desa Air Belo dengan menggunakan anggaran CSR (corporate social responsibility) atau program kepedulian perusahaan untuk masyarakat," kata Zuhri di Muntok.
Ia menjelaskan, perpusdes yang juga bisa dijadikan sebagai tempat berkumpulnya warga sehari penuh tersebut kini baru ada satu yaitu di Desa Air Belo, Kecamatan Muntok.
Menurut dia, konsep perpustakaan yang diintegrasikan dengan keberadaan posyandu, poskamling dan sekretariat desa mandiri merupakan gagasan pemkab untuk meningkatkan minat baca masyarakat dengan mendekatkan buku langsung kepada masyarakat tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari.
"Perpustakaan terpadu yang kami sebut 'Gedung 4 in 1' ini merupakan bangunan pertama di Indonesia yang konsepnya merupakan perpaduan empat elemen yang sesuai kebutuhan masyarakat," kata dia.
Ia menjelaskan, perpustakaan yang juga berfungsi sebagai posyandu itu diharapkan bisa mendekatkan bahan bacaan kepada ibu-ibu dan anak-anak yang sedang menunggu giliran menimbang bayi sambil membaca buku yang sudah disediakan.
Selain itu, pada siang harinya seluruh warga yang berkumpul untuk membahas berbagai program desa mandiri juga bisa mencari informasi tambahan di perpustakaan.
Pada malam hari para bapak dan pemuda yang sedang menjalankan tugasnya menjaga keamanan lingkungan bisa mengisi waktu luangnya dengan membaca buku yang sudah disediakan dengan menyesuaikan potensi desa masing-masing.
"Ini merupakan strategi yang akan terus kami kembangkan ke depan dan kami harapkan seluruh desa di Bangka Barat memiliki satu unit gedung terpadu," katanya.
Zuhri mengatakan, gedung ini merupakan salah satu konsep yang diusung pemkab dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat dengan mendekatkan perpustakaan ditengah-tengah kegiatan warga.
Ia mengatakan, pembangunan gedung terpadu tersebut direncanakan dari awal menggunakan anggaran partisipatif kebersamaan antara pemangku kepentingan dan masyarakat, namun tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk ikut andil di dalamnya.
"Pada awalnya kami rencanakan anggaran per unit gedung terpadu menghabiskan anggaran sekitar Rp200 juta, namun pada kenyataannya yang sudah dibangun di Air Belo lebih dari itu, karena peran serta warga dan kas desa yang besar," kata dia.
Ia mengharapkan rencana PT Timah yang akan membangun dua unit gedung terpadu tersebut bisa diikuti perusahaan-perusahaan lain di daerah itu dalam upaya mewujudkan rasa kebersamaan dalam membangun daerah.