Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengoptimalkan peran desa tanggap bencana untuk mengantisipasi kejadian bencana alam saat kondisi cuaca ekstrem.
"Kita sudah membentuk desa tanggap bencana di beberapa kecamatan, peran desa ini kita optimalkan lagi untuk melakukan pencegahan awal terhadap kejadian bencana alam," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Tengah Yudhi Sabara di Koba, Minggu.
Ia menjelaskan desa tanggap bencana dapat mendorong partisipasi warga dalam membantu korban bencana alam, dengan melibatkan masyarakat dalam penanganannya.
"Masyarakat juga memiliki kesadaran dalam melakukan pencegahan sebelum terjadi bencana alam terutama banjir," ujarnya.
Dengan kondisi cuaca ekstrem saat ini kata dia, berpotensi terjadi banjir di beberapa titik karena tingginya curah hujan.
"Sebagai langkah antisipasi mungkin warga bisa bergotong royong memperbaiki saluran atau drainase yang tidak lancar, melakukan pembersihan lingkungan di sekitar bantaran sungai dan tidak menebang hutan di hulu sungai," ujarnya.
Pihaknya juga sudah melakukan pengerukan alur muara Sungai Berok yang dangkal dan pengerukan Kolong Silok di Kecamatan Pangkalanbaru.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir yang berdampak pada ratusan warga dan menyebabkan kerusakan rumah.
Untuk memastikan kesiapan dana tanggap darurat bencana, setiap pemerintah desa di Bangka Tengah diminta menyiapkan anggaran sekitar Rp20 hingga 30 juta.
Dana ini digunakan untuk pertolongan pertama, seperti bantuan bahan makanan dan material bangunan, guna mengantisipasi kejadian bencana alam yang tak terduga.
Melalui berbagai upaya tersebut, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah berkomitmen meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana alam, dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat dan instansi terkait.