Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), melaksanakan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menyasar 293 siswa SMPN 1 Koba, sebagai upaya mendeteksi dini potensi gangguan kesehatan pada anak usia sekolah.
Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Senin, mengatakan kegiatan ini penting untuk menumbuhkan kesadaran anak dalam menjaga kesehatan sejak dini.
"Kalau dari hasil pemeriksaan ditemukan gangguan kesehatan, guru harus segera menyampaikan kepada orang tua agar segera ditindaklanjuti. Ini penting supaya anak-anak kita tumbuh sehat dan berprestasi," katanya.
Menurut Algafry, pemeriksaan kesehatan di sekolah sebenarnya bukan hal baru di Bangka Tengah karena telah rutin dilakukan minimal setahun sekali oleh puskesmas. Namun, program nasional cek kesehatan gratis ini semakin memperkuat langkah daerah.
"Selama ini kita sudah jalankan skrining dasar di sekolah, sekarang kita tambah semangatnya dengan program nasional," ujarnya.
Ia juga mengimbau siswa untuk terbiasa memeriksakan kondisi kesehatannya, bukan hanya di sekolah tetapi juga di fasilitas kesehatan terdekat.
"Kami minta anak-anak jangan takut periksa kesehatan, minimal enam bulan sekali bisa datang ke puskesmas. Semua gratis, manfaatkan sebaik-baiknya," kata Algafry.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangka Tengah Zaitun menjelaskan pemeriksaan kesehatan rutin sebenarnya telah menjadi program tahunan di sekolah, namun kini disinergikan dengan program nasional AstaCita Presiden Prabowo Subianto.
"Pemeriksaan dilakukan setiap awal tahun ajaran baru agar kita bisa mendeteksi lebih dini permasalahan kesehatan siswa," ujarnya.
Zaitun menjelaskan hasil pemeriksaan kesehatan ini akan direkap dan menjadi bahan evaluasi bagi tenaga medis serta pihak sekolah untuk menindaklanjuti siswa yang ditemukan memiliki indikasi masalah kesehatan.
"Kalau ada siswa yang perlu perawatan lebih lanjut, akan diarahkan ke puskesmas, bahkan rumah sakit, agar mendapat penanganan tepat," katanya.
Ia menegaskan keberlanjutan program sangat penting karena kondisi kesehatan anak menjadi fondasi kualitas sumber daya manusia ke depan.
"Anak-anak yang sehat akan lebih mudah menyerap pelajaran dan berprestasi. Itu sebabnya deteksi dini seperti ini harus dijalankan secara konsisten setiap tahun," ujar Zaitun.
