Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melestarikan ritual adat Tudang Sipulung yang digelar masyarakat Desa Batu Belubang karena sarat dengan nilai kearifan lokal masyarakat pesisir di daerah itu.
Wakil Bupati Bangka Tengah Efrianda di Koba, Minggu, mengatakan Tudang Sipulung tradisi yang mencerminkan nilai kebersamaan dan ungkapan syukur masyarakat pesisir.
Ia menjelaskan ritual Tudang Sipulung diawali dengan berkumpul masyarakat nelayan, tokoh adat, dan pemuka agama di kawasan pantai untuk melaksanakan doa bersama sebagai ungkapan syukur atas hasil laut dan rezeki selama satu tahun terakhir.
Prosesi dilanjutkan dengan makan bersama serta silaturahim antarwarga sebagai simbol kebersamaan.
“Kegiatan ini menunjukkan kebersamaan masyarakat dalam mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan rezeki yang diterima, khususnya dari sektor perikanan,” katanya saat menghadiri kegiatan tersebut.
Ia menjelaskan pemerintah daerah mendukung pelaksanaan Tudang Sipulung dan berencana mengembangkan kegiatan tersebut agar lebih besar pada tahun mendatang dengan dukungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Efrianda mengatakan Desa Batu Belubang memiliki potensi besar di sektor perikanan dan pariwisata yang harus terus dikembangkan.
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah telah membangun tempat pelelangan ikan (TPI) dan dermaga, serta merencanakan penambahan panjang dermaga untuk mendukung aktivitas nelayan.
“Selain itu, Batu Belubang akan kita jadikan Kampung Nelayan Merah Putih. Pemerintah daerah memberikan perhatian terhadap pengembangan desa ini,” ujarnya.
Kepala Desa Batu Belubang Ahirman mengatakan Tudang Sipulung tradisi tahunan sebagai ungkapan syukur masyarakat atas keberlangsungan mata pencaharian selama satu tahun terakhir.
“Makna kegiatan ini adalah ungkapan syukur masyarakat karena mampu menghidupi keluarga selama satu tahun. Kehadiran para pemimpin daerah juga menjadi keberkahan bagi kami,” katanya.
Ia berharap, pelaksanaan Tudang Sipulung pada masa mendatang dikemas lebih baik dan melibatkan lebih banyak pihak.
"Pada tahun mendatang prosesi Tudang Sipulung kita kemas lebih baik agar memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik minat wisatawan berkunjung," katanya.
