Semarang (Antara Babel) - Masyarakat tidak perlu panik kehabisan
BBM. Eksternal Relation Pertamina Region Jawa Tengah dan DIY, Robert MV
Dumatubun, menyatakan, "Panic buying justru stok akan cepat habis, jadi lebih baik pembelian dilakukan secara wajar."
Melalui pengendalian penjualan BBM subsidi maka masyarakat dari kalangan mampu akan beralih ke BBM nonsubsidi.
"Seharusnya BBM nonsubsidi ini ditujukan bagi masyarakat kurang
mampu, sedangkan yang mampu bisa membeli BBM subsidi di antaranya
Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan solar nonsubsidi," ujarnya.
Mengenai pengawasan di lapangan, Dumatubun mengatakan, dalam hal
ini Pertamina hanya berdiri sebagai operator, sedangkan mekanisme
pengawasan dari pemerintah.
"Ada wacana yang segera diusulkan yaitu pembatasan pembelian,
artinya jumlah pembelian dibatasi misalnya kendaraan pribadi maksimal
membeli Rp100.000, ini bisa menjadi opsi alternatif," jelasnya.
Dari total kuota solar berubsidi tahun ini yang mencapai 2,1 juta
KL, realisasi konsumsi hingga Juli mencapai 1,1 juta KL dan realisasi
konsumsi untuk premium subsidi sebesar 2,1 juta KL dari kuota 3,5 juta
KL.
"Dilihat dari data tersebut konsumsi BBM subsidi sudah mencapai 65
persen, jika penjualan tidak dikendalikan maka kuota bisa habis sebelum
akhir tahun," ujarnya.
Tidak Usah Panik BBM Langka
Selasa, 26 Agustus 2014 16:03 WIB
"Seharusnya BBM nonsubsidi ini ditujukan bagi masyarakat kurang mampu, sedangkan yang mampu bisa membeli BBM subsidi di antaranya Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan solar nonsubsidi,"