Muntok (Antara Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, menyebutkan nelayan pesisir Sukal, Muntok, segera melakukan panen raya kerang darah yang dibudidayakan sebagian besar rumah tangga produksi (RTP) di daerah itu.
"Berdasarkan penghitungan masa panen, kami perkirakan panen raya kerang darah akan dilaksanakan awal Mei 2015 karena benih bantuan yang ditebar pada akhir tahun lalu sudah memasuki masanya," ujar Kepala Bidang Budi daya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bangka Barat Kamso di Muntok, Kamis.
Ia mengatakan pada akhir 2014 DKP kabupaten setempat menyalurkan bantuan modal untuk membeli benih kerang darah sebanyak 126 ton kepada RTP di Dusun Sukal, masing-masing keluarga nelayan mendapatkan sekitar 1,5 ton benih.
Menurut Kamso, pada masa panen sebelumnya para nelayan menebar benih dengan jumlah hampir sama bisa menghasilkan sebanyak 445,125 ton.
"Untuk masa panen kali ini kami perkirakan jumlahnya tidak berbeda jauh, bahkan mungkin akan meningkat seiring semakin mumpuninya para nelayan melakukan perawatan lahan budi dayanya," kata dia.
Menurut dia, usaha sampingan tersebut cocok dikembangkan di daerah itu karena nelayan tidak memerlukan waktu khusus untuk perawatan kerang dan masih bisa menjalankan pekerjaan pokoknya melaut.
Setelah ditebar di keramba jaring, kata dia, dengan perawatan seadanya kerang-kerang tersebut akan berkembang dengan sendirinya karena kerang darah tidak membutuhkan makanan khusus seperti ikan, tetapi mengonsumsi makanan yang terkandung dalam lumpur.
"Untuk perawatan cukup mudah dan tidak menyita waktu banyak, bisa dilakukan seminggu sekali dengan memilah-milah kerang agar tidak menumpuk di satu tempat," kata dia.
Dengan pola perawatan seperti itu, menurut dia, budi daya kerang cocok dikembangkan dan pangsa pasar juga cukup prospektif.
"Selama ini kerang darah di sejumlah pasar di Pulau Bangka dipasok dari wilayah Sumatera Selatan, dengan adanya budi daya di Sukal, banyak pedagang yang mengambil ke daerah itu karena lebih segar dan tahan lama, selain itu, dari sisi harga juga ada selisih harga dibandingkan kerang luar daerah," kata dia.
Menurutnya, yang masih menjadi kendala pada budi daya kerang darah ini, nelayan lokal belum banyak yang mampu menghasilkan benih sendiri, sebagian besar masih mendatangkan benih dari Sumatera Selatan dengan harga sekitar Rp2.000 per kilogram.