Toboali, Babel, (ANTARA) - Produktivitas penjualan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengalami penurunan dalam sepekan ini.
"Produktivitas penjualan dan pengiriman TBS dari petani ke pabrik kelapa sawit terjadi penurunan 10 hingga 15 persen," kata Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan (DPPP) Bangka Selatan Risvandika, di Toboali, Kamis.
Penurunan produktivitas penjualan kelapa sawit petani di daerah itu, kata Risvandika, karena dua pabrik penampung TBS yaitu CV Mutiara Alam Lestari (Mal) dan CV Mutiara Hijau Lestari (MHL) yang beralamat di Kecamata Koba, Bangka Tengah menghentikan sementara pembelian TBS.
"Rekening dua perusahaan kelapa sawit terbesar di Bangka Belitung itu diblokir pihak Kejaksaan Agung, karena pemiliknya ditangkap atas dugaan tersangkut kasus tata niaga pertimahan," ujarnya.
Risvandika mengatakan, dua perusahaan CPO milik satu orang pengusaha itu menghentikan pembelian, sehingga petani terpaksa menjual TBS ke pabrik lain yang proses bongkarnya cukup lama karena terjadi penumpukan dan antrean panjang.
"Dari laporan para petani secara lisan memang mereka mengeluhkan setelah kedua pabrik tersebut rekeningnya diblokir pihak Kejagung sehingga persentase produktivitas mereka menurun," ujarnya pula.
Para petani, kata Risvandika, banyak mengeluh karena hasil panen mereka ini di jual ke pabrik lain sehingga terjadi penumpukan mengingat antrean yang panjang truk pengangkutan TBS.
"Dengan pembongkaran TBS yang lama ini tentunya kualitas buah sawit menurun dan berpengaruh terhadap kualitas crude palm oil (CPO) dan ditambah pula harga jual lebih murah," kata dia lagi.
Pihaknya akan berupaya mempercepat beroperasinya pabrik kelapa sawit di Desa Jeruji, Kecamatan Toboali sebagai solusi dari kondisi yang dihadapi petani sawit saat ini.
"Kami berupaya mencari solusi terbaik, di antaranya adalah pabrik sawit di Desa Jeruji harus segera beroperasi," ujarnya.