Muntok (Antara Babel) - Puluhan warga dari beberapa desa di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar aksi unjuk rasa di halaman RSUD Sejiran Setason untuk menyampaikan keluhan buruknya pelayanan para petugas kesehatan.
"Pelayanan perlu diperbaiki, terutama para petugas yang bertemu langsung dengan pasien dan keluarga pasien, mereka kurang ramah dalam melayani dan teledor," kata perwakilan warga Belolaut, Een di Muntok, Rabu.
Menurut dia, para petugas di garda depan atau yang bertemu langsung dengan pasien dan keluarga pasien dinilai tidak ramah, teledor dan sering ditemukan asyik bermain telepon gengam saat bertugas.
Selain itu, kata dia, seringkali ditemukan kasus setiap pasien datang selalu ditanyakan identitas KTP dan KK terlebih dahulu, dan pasien tidak langsung ditangani.
"Kami minta siapapun pasien yang masuk ke UGD langsung diberikan tindakan atau penanganan medis, tidak perlu bertele-tele mengurus adminstrasi terlebih dahulu," katanya.
Untuk menambah kecepatan dalam pelayanan, kata dia, dokter jaga juga harus selalu ada di tempat, minimal pada jam kerja masih berlangsung sehingga pasien tidak perlu menunggu dokter terlalu lama.
"Ketidaksiapan petugas pernah kami alami, saat itu ada saudara kami yang digigit ular datang ke UGD, namun tidak segera mendapatkan pelayanan padahal tubuhnya sudah mulai membiru. Tolong ini diperhatikan," kata dia.
Ketersediaan obat di apotik RSUD Sejiran Setason juga perlu diperhatikan karena selama ini selalu kekurangan persediaan obat, bahkan pasien sebagian besar harus membeli obat di apotek lain yang harganya cukup tinggi.
Kasus yang sering dijumpai, kata dia, obat yang tertera di resep dokter hanya sebagian yang tersedia di apotik RSUD sedangkan sisanya harus beli di luar dengan harga tinggi.
"Kami juga mempertanyakan masalah tidak adanya nomor pengaduan di RSUD, setahu kami di instansi pelayanan publik seperti pemadam kebakaran, polisi dan lainnya selalu ada nomor pengaduan," kata dia.
Dengan berbagai kekurangan yang dimiliki RSUD, dia minta pihak manajemen untuk segera menindaklnjuti permintaan masyarakat tersebut sehingga masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik.
Menanggapi masukan dari masyarakat, Direktur RSUD Sejiran Setason, Nurjanah mengatakan akan segera menindaklanjuti demi terwujudnya pelayanan kesehatan prima sesuai standar operasional yang berlaku.
"Kami juga akan meningkatkan pelayanan, terutama kepada petugas yang bertemu langsung dengan pasien dan keluarga pasien agar mereka merasa nyaman, kami berjanji akan mengubah pola pelayanan dengan mengutamakan senyum, salam dan sapa," kata dia.
Selain itu, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan rotasi petugas agar pelayanan lebih baik.
"Dari pihak manajemen sejak awal sudah kami tekankan kepada para petugas untuk mendahulukan penanganan pasien karena proses administrasi bisa dilakukan dalam 3x24 jam untuk pasien darurat," katanya.
Terkait penanganan pasien gawat darurat, kata dia, petugas kesehatan tidak bisa langsung melakukan tindakan sendiri, namun sesuai standar operasional perawat harus pastikan keadaan pasien baru bisa dilanjutkan penindakan pelayanan sesuai kebutuhan pasien dengan pengawsan dokter, bahkan ada beberapa yang diharuskan mendapat pendampingan dan penanganan dokter spesialis.
Terkait ketersediaan obat di apotik, pihaknya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyediaan obat, ditambah adanya program BPJS yang sampai saat ini belum bisa sepenuhnya dilaksanakan sesuai harapan.
Ia mengatakan, kebutuhan obat di rumah sakit itu cukup tinggi, bahkan dalam sebulan harus mengeluarkan sekitar Rp500 juta untuk belanja obat dengan tempo pembayaran tagihan maksimal 40 hari.
"Sementara pembayaran tagihan Jamkesra belum bisa dicair cepat sebulan sekali," kata dia.
Untuk nomor pengaduan, kata dia, selama ini pihaknya sudah menempel nomor di sejumlah tempat strategis di lingkungan RSUD, masyarakat bisa menyampaikan aduan dengan tiga cara yaitu pesan singkat hotline, kotak saran dan menyampaikan langsung ke bagian humas.