Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan heran, karena sebagian petani sawit menolak rencana pembangunan pabrik komoditas itu di daerah itu.
"Saya heran sekaligus bingung, karena banyaknya penolakan masyarakat terhadap pendirian pabrik sawit ini," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan pembangunan pabrik sawit ini, merupakan salah satu upaya pemerintah daerah daerah dalam menjaga stabilitas harga buah sawit.
"Kita berupaya mendatangkan investor untuk pembangunan pabrik, guna mendongkrak harga sawit yang kini masih rendah kisaran Rp450 hingga Rp600 per kilogram dan tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan petani tinggi," ujarnya.
Menurut dia saat ini sudah ada tiga investor yang akan membangun pabrik pengolahan kelapa sawit untuk menampung TBS petani.
Selain itu, pemerintah daerah juga telah menetapkan harga eceran tertinggi sawit sebesar Rp1.100 per kilogram, guna membantu petani dalam mengembangkan usaha dan kesejahteraan keluarganya.
"Sawit di Babel ini bijinya besar dan kulitnya tipis, sehingga harga jadi murah dan sawit nanti perlahan-lahan akan kita ganti dengan tanaman khusus di daerah ini lada atau sahang," katanya.
Oleh karena itu, diharapkan masyarakat khususnya petani untuk mendukung program pemerintah dalam memberdayakan ekonomi petani.
"Kebijakan ini semata-mata untuk memberdayakan ekonomi dan mendorong usaha pertanian serta pekebunan masyarakat di daerah ini," katanya.