Jakarta (ANTARA) - Anggota DPRD Maluku meminta Polda Maluku dan Polres Pulau Buru transparan dalam mengusut jatuhnya peti kemas berisikan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di perairan laut Pulau Buru.
"Apa pun isi peti kemas itu, entah sianida atau B3 yang jatuh dari sebuah kapal pengangkut ke laut telah menyebabkan kawasan perairan sekitar Pelabuhan Namlea tercemar," kata anggota DPRD Maluku Michiel Tasaney di Ambon, Senin.
Menurut dia, pencemaran laut itu bisa dibuktikan dengan kematian ratusan ikan secara mendadak di sekitar lokasi itu.
"Polisi harus melakukan investigasi dan mengusut bahan kimia berbahaya tersebut, baik pemilik atau pun pihak yang telah memasok atau mengirimnya," kata anggota DPRD Maluku asal daerah pemilihan Kabupaten Buru dan Kabupaten Buru Selatan tersebut.
Investigasi perlu dilakukan secara detail agar masyarakat juga dapat mengetahuinya.
Bila dari hasil penyelidikan cairan tersebut merupakan sianida, maka hal tersebut berhubungan dengan aktivitas penambangan emas tanpa izin di kawasan Gunung Botak.
Kalau ternyata hal itu benar, maka aparat keamanan harus mengambil langkah tegas dengan menutup Gunung Botak secara permanen, mengingat penggunaan bahan kimia di tambang rakyat itu sudah sangat memprihatinkan.
"Tumpahan ini merupakan jalan Tuhan, untuk itu perlu diambil langkah tegas sebab jika dibiarkan terus-menerus, maka akan berbahaya bagi masyarakat Buru," ucap Michiel.*
Berita Terkait
Momen akrab Kapolda Babel bincang dengan Babinsa saat cek TPS: "Anaknya jadi polisi, bapaknya tentara, soliditaskan"
28 November 2024 09:17
Polisi sita barang bukti kasus judol senilai Rp167 miliar
25 November 2024 18:21
Kapolri beri kenaikan pangkat Anumerta kepada AKP Ulil Ryanto
23 November 2024 17:09
Kasus polisi tembak polisi di Sumbar diduga karena tambang
22 November 2024 14:59
Polisi terima laporan penistaan agama selebgram Isa Zega saat umrah
21 November 2024 22:15
Said Didu penuhi panggilan polisi
19 November 2024 13:25