Pangkalpinang (ANTARA) - BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan nilai ekspor timah dan nontimah pada September 2024 sebesar 180,19 juta dolar Amerika Serikat, atau turun 18,43 persen dibandingkan bulan sebelumnya 220,92 juta dolar AS.
"Nilai ekspor timah pada September tahun ini 150,54 juta dolar AS dan turun 21,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya 190,63 juta dolar AS," kata Kepala BPS Kepulauan Babel Toto Haryanto Silitonga di Pangkalpinang, Sabtu.
Demikian juga nilai ekspor nontimah pada September 2024 sebesar 29,65 juta dolar AS atau turun 2,09 persen dibandingkan dengan Agustus 2024. Dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu (September 2023), nilai ekspor timah dan non timah pada September 2024 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 7,26 persen dan 53,00 persen.
Ia mengatakan timah dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar diekspor ke negara-negara di Asia, dimana India menjadi negara tujuan utamanya. Sepanjang Januari-September 2024, sebanyak 25,84 persen ekspor timah dikirim ke negara ini dengan nilai 219,91 juta dolar AS.
Tiongkok dan Korea Selatan berada di peringkat selanjutnya masing-masing 24,04 persen dan 16,25 persen ekspor timah diekspor ke kedua negara tersebut. Di urutan berikutnya adalah Singapura dan Jepang.
"Lima negara utama tujuan ekspor timah ini berperan sebesar 83,87 persen terhadap total ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke seluruh dunia," katanya.
Ia menyatakan adapun total nilai ekspor timah kelima negara tujuan tersebut Januari hingga September 2024 sebesar 713,83 juta Dolar AS. Secara kumulatif Januari hingga September 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (c-to-c), terjadi kontraksi pertumbuhan ke 5 negara terbesar tujuan ekspor timah yaitu sebesar 28,56 persen.
"Singapura terkontraksi hingga 51,26 persen dan Jepang juga terkontraksi sebesar 30,88 persen. Tiongkok merupakan negara dengan kontraksi terdalam hingga 52,84
persen," katanya.
Ia menambahkan dari lima komoditas utama ekspor nontimah, peran komoditas lemak, minyak hewan, nabati masih mendominasi. Nilai ekspor golongan ini pada September 2024 adalah sebesar 16,14 juta Dolar AS.
"Nilai ekspor komoditas ini mengalami kenaikan sebesar 76,38 persen terhadap bulan lalu," katanya.