Pangkalpinang (Antara Babel) - Warga di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluhkan harga cabai rawit yang melambung tinggi sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Sejak harga cabai rawit naik tinggi saya sudah mulai jarang menggunakaan cabai itu untuk bumbu masakan, sebab kebutuhan dapur lainnya masih banyak yang harus dipenuhi," kata seorang warga, Nurma di Pangkalpinang, Rabu.
Menurut dia, kenaikan harga cabai karena pasokan dari daerah sentra tersendat sehingga stok tidak dapat memenuhi permintaan warga.
"Sepertinya pengiriman pasokan terbatas sehingga penambahan stok distributor di pasar-pasar di kota ini tidak maksimal akibatnya memicu kenaikan harga yang cukup tinggi," ujarnya.
Ia menjelaskan, harga cabai rawit mencapai Rp130.000 per kg, sedangkan cabai merah biasa masih bertahan Rp40.000 per kg, sedangkan harga bawang merah turun menjadi Rp35.000 per kg dari sebelumnya Rp48.000 per kg, harga bawang putih bertahan Rp35.000 per kg.
"Paling hanya membeli satu ons jika masakan saya memang harus menggunakan cabai rawit, tidak mungkin membeli banyak-banyak untuk disimpan sebagai perisapan karena kebutuhan dapur lainnya harus dipenuhi juga," ujarnya.
Demikian juga dengan Erna, ia mengaku sudah mengurangi memakan cabai untuk menghemat pengeluaran keluarga karena uang dipersiapkan untuk belanja rumah tangga tidak bertambah.
Ia mengatakan, cabai kebutuhan pokok sangat penting setelah beras, kalau harga cabai mahal tentu sangat memberatkan apalagi penghasilan belum juga bertambah.
"Penghasilan tidak bertambah, uang belanja juga tidak bertambah sementara harga kebutuhan pokok tinggi tentu kondisi ini membuat ibu rumah tangga pusing sehingga harus mengurangi porsi belanja agar semua kebutuhan dapur bisa terbeli," ujar dia.
Warga Pangkalpinang Keluhkan Harga Cabai Rawit Tinggi
Rabu, 11 Januari 2017 12:13 WIB
Sejak harga cabai rawit naik tinggi saya sudah mulai jarang menggunakaan cabai itu untuk bumbu masakan, sebab kebutuhan dapur lainnya masih banyak yang harus dipenuhi.