Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan Kota Pangkalpinang pada September 2022 mengalami inflasi 1,04 persen, karena dipicu kenaikan kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
"Perkembangan harga berbagai komoditas pada September tahun ini secara umum mengalami kenaikan," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Toto Haryanto Silitonga di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan pada September 2022 di Kota Pangkalpinang terjadi inflasi 1,04 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,52 pada Agustus 2022 menjadi 112,68 pada September 2022.
"Inflasi disebabkan oleh naiknya indeks pada 8 kelompok pengeluaran, yaitu makanan, minuman dan tembakau 0,20 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya 0,16 persen," ujarnya.
Selanjutnya, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin inflasi sebesar 0,08 persen, kesehatan 0,12 persen, transportasi 6,15 persen, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,05 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya inflasi 0,64 persen.
"Pada September tahun ini kelompok pakaian dan alas kaki, rekreasi, olahraga dan budaya, dan pendidikan tidak mengalami perubahan indeks," ujarnya.
Menurut dia beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada September 2022 antara lain bensin, daging ayam ras, ikan kerisi, telur ayam ras, dan ikan selar. Sebaliknya, komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain angkutan udara, bawang merah, ikan tenggiri, cabai merah, dan pengharum cucian.
"Pada September 2022, dari 11 kelompok pengeluaran, 8 kelompok memberikan andil inflasi dan 3 kelompok tidak memberikan andil apapun," katanya.
Ia menambahkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil terhadap inflasi, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,0659 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya 0,0264 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin 0,0054 persen.
Demikian juga kelompok kesehatan sebesar 0,0033 persen, transportasi 0,8939 persen, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,0005 persen kelompok penyediaan
makanan dan minuman/restoran sebesar 0,0034 persen serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,0338 persen.
"Kelompok pakaian dan alas kaki, rekreasi, olahraga dan budaya serta pendidikan tidak memberikan andil inflasi maupun deflasi," katanya.
Berita Terkait
Pj Gubernur Babel jadikan data BPS sebagai referensi
1 November 2024 21:45
Babel alami inflasi 0,22 persen secara tahunan
1 November 2024 14:05
BI-Pemprov Babel eratkan sinergi kendalikan inflasi daerah
8 Oktober 2024 21:42
DJPb: Inflasi di Babel masih terkendali
5 Oktober 2024 13:08
Belitung luncurkan program "Brokoli" untuk kontrol inflasi
4 Oktober 2024 16:44
Inflasi tahunan Bangka Belitung terendah selama 5 bulan terakhir
3 Oktober 2024 18:11
Babel alami inflasi tahunan 0,49 persen pada September
1 Oktober 2024 13:22
Bangka Selatan gelar operasi pasar murah, jaga ketersediaan stok dan pengendalian inflasi
25 September 2024 16:23